Nationalgeographic.co.id—Penggalian yang berakhir pada tahun 2020 telah mengonfirmasi sebuah tambang kuno di Wyoming timur yang diduga digunakan oleh manusia untuk menghasilkan oker. Oker adalah pewarna merah alami yang berasal dari tanah liat berpigmen hematit atau mineral kemerahan yang mengandung zat besi yang biasanya didapatkan dari penambangan.
Sekarang, secara resmi tambah tersebut dinyatakan berusia sekitar 13.000 tahun, menjadikannya tambang tertua di Amerika dalam bentuk apa pun. Laporan penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal PNAS dengan judul "In situ evidence for Paleoindian hematite quarrying at the Powars II site (48PL330), Wyoming" baru-baru ini.
Seperti diketahui, penggalian arkeologi tersebut dipimpin oleh arkeolog negara bagian Wyoming dan melibatkan peneliti University of Wyoming. Artefak dan fitur utuh ditemukan di situs Powars II, tambang oker merah (juga dikenal sebagai hematit) yang terletak di kaki Pegunungan Rocky selatan di Wyoming.
Penulis utama makalah ini adalah arkeolog negara bagian Wyoming Spencer Pelton, yang terlibat dalam proyek Powars II pada tahun 2016 ketika ia masih menjadi mahasiswa doktoral UW. "Kami memiliki bukti tegas untuk penggunaan situs ini oleh Paleoindian awal selama 12.840 tahun yang lalu dan dilanjutkan oleh orang Amerika awal selama sekitar 1.000 tahun," kata Pelton dalam rilis University of Wyoming.
"Sangat menggembirakan bahwa kami akhirnya dapat mengkonfirmasi pentingnya situs Powars II setelah beberapa dekade bekerja oleh begitu banyak orang, termasuk Dr. Frison, yang mengetahui situs tersebut pada awal 1980-an dan terlibat dalam penelitian sampai kematiannya."
Untuk diketahui, Frison, yang meninggal pada September 2020 sebagai satu-satunya anggota fakultas University of Wyoming yang pernah terpilih menjadi anggota National Academy of Sciences yang bergengsi.
Hasil analisis menunjukkan bukti tegas untuk penggalian oker merah oleh orang Paleoindian mulai 12.840 hingga 12.505 tahun yang lalu. Oker merah memenuhi berbagai fungsi dalam masyarakat Paleoindian, termasuk sebagai pigmen dalam ritual, dan hadir di sejumlah besar situs Paleoindian awal di Amerika Utara, seperti misalnya di kuburan kuno, tempat persembunyian, tempat perkemahan dan situs persembahan di Great Plains, Pegunungan Rocky dan sekitarnya.
Di antara artefak yang sebelumnya ditemukan di situs Powars II adalah titik Clovis, diyakini berasal dari penghuni pertama Amerika Utara, bersama dengan titik proyektil, peralatan, dan manik-manik cangkang lainnya.
Penggalian pada tahun 2017-2020 yang dipimpin oleh Pelton. Parit berukuran 6 kali 1 meter yang membagi dua fitur tambang yang sebelumnya tidak terdokumentasi menghasilkan beberapa ribu artefak Paleoindian bersama dengan banyak tulang dan tanduk hewan yang terpelihara dengan baik. Tulang dan tanduk hewan digunakan untuk mengekstrak oker merah di tambang.
Titik proyektil berasal dari berbagai lokasi di wilayah tersebut, termasuk dari Dataran Tinggi Edwards di Texas. Itu memungkinkan oker merah yang ditemukan di situs arkeologi di seluruh benua tengah Amerika berasal dari tambang Powars II.
Baca Juga: Keberadaan Tambang Zamrud Zaman Romawi Terungkap di Gurun Mesir
Baca Juga: Penemuan Dua Fosil Bunga Berusia 99 Juta Tahun dalam Ambar di Myanmar
Baca Juga: Pertama Kalinya, Berlian Ditemukan Ada di dalam Berlian Lain
Baca Juga: Seperti Emas, Dahulu Kotoran Dinosaurus Diburu oleh Para Penambang
"Di luar statusnya sebagai tambang, kumpulan artefak Powars II itu sendiri adalah salah satu yang terpadat dan paling beragam dari yang sejauh ini ditemukan dalam catatan Paleoindian awal di Amerika," kata Pelton. "Situs ini berisi lebih dari 30 alat batu pecah per meter persegi, beberapa peninggalan canid (sejenis anjing) tertua dari situs arkeologi Amerika dan artefak langka atau unik, di antara perbedaan lainnya."
Para peneliti mengatakan bukti yang ditemukan sejauh ini menunjukkan tambang itu digunakan dalam dua periode utama. Periode yang pertama, sekitar 12.840 tahun yang lalu dan berlangsung beberapa ratus tahun.
Saat itu, orang tidak hanya menggali oker merah, menggunakan tulang dan tanduk sebagai alat, tetapi juga memproduksi dan memperbaiki senjata, bersama dengan kegiatan lainnya. Setelah jeda satu abad atau lebih, situs itu ditempati oleh manusia yang menambang oker merah dan menyimpan artefak dalam tumpukan di lubang tambang.
Pelton juga menominasikan situs Powars II ke Daftar Tempat Bersejarah Nasional pada 2021. "Penggalian lebih lanjut dari sisa situs seluas 800 meter persegi pasti akan mengungkapkan kompleksitas yang tidak ditangkap oleh sampel kami," tulis para peneliti.
Source | : | PNAS,University of Wyoming Press |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR