Nationalgeographic.co.id—Orpheus adalah putra Apollo, dewa musik dan puisi Yunani. Eurydice adalah bidadari yang cantik. Awalnya Orpheus dan Eurydice saling jatuh cinta dan sangat bahagia. Namun, kisah cinta keduanya berakhir tragis. Lalu bagaimana kisahnya?
Orpheus Memainkan Lyre (Kecapi)
Apollo adalah dewa musik dan puisi Yunani, dan dia paling terkenal karena memainkan kecapi, alat musik yang terbuat dari senar, dan cangkang kura-kura. Apollo memberi putranya kecapi dan mengajarinya cara bermain.
Orpheus dengan cepat belajar dan bisa bermain lebih indah dari ayahnya, Apollo. Di mana pun Orpheus memainkan kecapinya, objek akan menjadi hidup, dan makhluk akan terpesona oleh musik. Orpheus memiliki bakat sejati dalam bermain musik.
Orpheus Jatuh Cinta dengan Eurydice
Suatu hari, Orpheus sedang berada di hutan memainkan kecapi yang diberikan ayahnya ketika dia melihat peri kayu yang cantik bernama Eurydice. Lalu, Eurydice telah mendengar Orpheus memainkan kecapi. Dia pun tertarik pada musik indah yang dimainkan oleh Orpheus. Demikian pula, Orpheus tertarik pada keindahan Eurydice. Dari situ lah, benih-benih cinta mulai muncul. Keduanya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Orpheus dan Eurydice Menikah
Orpheus dan Eurydice jatuh cinta dan sering menghabiskan waktu bersama. Hingga pada akhirnya, keduanya menikah. Mereka memiliki upacara yang indah dengan perayaan meriah sesudahnya. Hymenaios, dewa pernikahan yang memberkati pernikahan mereka, memperingatkan Orpheus dan Eurydice bahwa keharmonisan pernikahan mereka tidak akan bertahan lama.
Nampaknya, peringatan itu memang benar. Seketika, Eurydice menginjak ular berbisa saat menelusuri lorong di hari pernikahannya. Ular itu mengigitnya dan membuat Eurydice terbunuh tepat di hari bahagianya dengan Orpheus. Kisah keduanya sungguh tragis. Segala cara dilakukan oleh Orpheus agar kekasihnya kembali ke dunia. Kemudian, Orpheus bernegosiasi pada Hades.
Baca Juga: Zodiak dan Kisah Unik di Baliknya, Berasal dari Mitologi Yunani
Baca Juga: Siren, Makhluk Cantik Bersuara Merdu yang Memangsa Para Pria
Baca Juga: Athena: Dewi Masih Perawan, Anak Kesayangan Zeus di Mitologi Yunani
Dengan kecapi di tangan, Orpheus berjalan ke dunia bawah dan menemukan Hades. Orpheus memainkan kecapinya dan bernyanyi untuk didengar Hades dan orang-orang di dunia bawah. Semua orang di dunia bawah tersentuh oleh lagu indah yang dimainkan Orpheus untuk istrinya.
Hades setuju untuk membiarkan Orpheus membawa istrinya ke dunia atas dengan satu syarat, yaitu Orpheus harus memimpin Eurydice keluar dari dunia bawah dan tidak dapat melihat kembali padanya dengan alasan apa pun.
Hades memberi tahu Orpheus bahwa dia dapat melihat Eurydice ketika akhirnya memasuki dunia atas, tetapi tidak dapat melihatnya saat dia berada dalam kegelapan di dunia bawah. Hades memperingatkan bahwa jika Orpheus menoleh dan memandang Eurydice saat dia masih dalam kegelapan, dia akan dikutuk ke dunia bawah selamanya.
Orpheus sangat gembira karena rencananya berhasil, dan dia mulai memimpin Eurydice keluar dari dunia bawah. Saat mereka mendekati dunia atas, Orpheus bisa mendengar tanah kehidupan di atasnya dan tidak bisa menahan kegembiraannya.
Orpheus akhirnya memasuki cahaya di dunia atas dan berbalik untuk memeluk istrinya, tetapi dia belum muncul dari dunia bawah. Dia masih dalam kegelapan saat Orpheus berbalik untuk memeluknya. Gagal menepati janji pada Hades, pada saat itu, Eurydice dikutuk selamanya ke dunia bawah, seperti dilansir Theoi.
Sejak saat itu, Orpheus terpukul dan tak ingin lagi mencintai siapa pun. Kisah cinta keduanya yang berawal bahagia pun menjadi nestapa.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR