Nationalgeographic.co.id - Di penghujung tahun, banyak orang melakukan tradisi-tradisi tertentu untuk menutup tahun. Misalnya menyalakan kembang api, menghindari pantangan tertentu, sampai menyanyikan lagu "Auld Lang Syne". Sebagian besar tradisi itu memiliki makna penting di baliknya. Bagaimana semua tradisi perayaan akhir tahun itu berawal?
Banyak dari ritual ini memiliki akar kuno dan serupa di seluruh dunia. "Ternyata banyak yang dirancang untuk mengusir roh jahat saat kita memasuki waktu tergelap tahun ini," kata Anthony Aveni, antropolog dari Universitas Colgate di New York.
"Penghujung tahun adalah masa transisi," kata Aveni. Salju menutupi beberapa wilayah di berbagai belahan dunia. Yang terburuk baru saja dimulai karena akhir tahun adalah musim dingin. Matahari pergi dan ketika matahari pergi, kita harus mendapatkannya kembali. Ritual-ritual itu dilakukan untuk menyambut kedatangan kembali matahari.
Bunga api beterbangan
Akhir tahun selalu dimeriahkan dengan kembang api yang indah di langit. Dari Tiongkok hingga Australia, orang-orang merayakan tahun baru dengan kembang api yang menakjubkan. Namun bagaimana tradisi mengawali tahun baru dengan kilatan cahaya dan suara keras itu berawal?
“Itu semua kembali pada bahaya yang mengintai di masa transisi ini,” jelas Aveni.
Baca Juga: Resolusi Tahun Baru, Tradisi yang Sudah Ada Sejak Zaman Romawi Kuno
Baca Juga: Tradisi Tahun Baru Tionghoa yang Tak Usai di Hari Imlek Saja
Dalam budaya di seluruh dunia, orang-orang menabuh genderang, menyalakan petasan, dan bahkan memukul sudut kamar mereka. Tujuannya menakuti makhluk menyeramkan yang mengintai di malam hari. Segala cara dilakukan untuk mengusir roh jahat.
Kembang api, misalnya, ditemukan pada abad ketujuh Masehi di Tiongkok. Dan salah satu tujuan kembang api adalah untuk mengusir roh jahat.
Mencium orang terkasih
Mencium pasangan tepat di tengah malam adalah tradisi yang memiliki akar kuno. Banyak budaya menganggap peralihan dari musim hangat ke musim dingin sebagai waktu yang sangat rentan. Ini adalah waktu ketika roh jahat dapat mengamuk.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR