Sebagai penghargaan atas apa yang telah dialami oleh Bian He, Raja Wen menamai bidak itu Heshibi, yang artinya 'Dia Cakram Giok'.
Stempel kaisar pertama Tiongkok
Kisah ini mungkin merupakan perpaduan antara kebenaran dan legenda. Pada tahun 283 Sebelum Masehi, batu giok yang berharga itu dicuri dari Raja Chu dan dijual ke Negara Bagian Zhao. Kemudian, Raja Qin menawarkan Zhao 15 kota untuk He Shi Bi.
Awalnya, Raja Zhao setuju, tetapi kemudian dia mulai berpikir Raja Qin menipu.
Zhao meminta ahli perhiasannya mengatakan bahwa ada cacat kecil pada He Shi Bi. Perwakilan dari Qin berkata bahwa dia tidak dapat melihat kekurangan apapun. Dengan cepat, pembuat perhiasan mengambil batu giok. Ia bahkan mengancam akan mematahkan batu giok dan tulang raja, jika Raja Qin mencoba mengambil batu itu dengan paksa.
Raja Qin tidak mau membiarkan He Shi Bi dihancurkan karena keegoisannya. “Maka ia memutuskan untuk mengembalikannya ke Zhao,” kata Sullivan.
Dinasti Qin kelak membalas dendam atas penghinaan yang mereka derita. Pada 221 Sebelum Masehi, Raja Qin yang baru, Qin Shi Huang, menaklukkan enam Negara Berperang, termasuk Zhao.
Setelah menjadi Kaisar Tiongkok yang pertama, Qin memerintahkan He Shi Bi untuk diukir dengan simbolnya. Maka, potongan batu giok yang paling fantastis itu berfungsi sebagai segel kekaisaran Qin.
Legenda menyebutkan bahwa giok itu bertuliskan kata-kata "Setelah menerima mandat dari surga, semoga kaisar menjalani hidup yang panjang dan sejahtera".
Hilangnya pusaka suci simbol mandat dari surga
Sejak 221 Sebelum Masehi, Segel Pusaka Alam diwariskan dari kaisar ke kaisar, bahkan setelah pergantian dinasti. Segel ini dihormati selama dinasti Qin, dinasti Wei, Dinasti Jin, periode Enam Belas Kerajaan, Dinasti Sui, dan Dinasti Tang.
“Namun, pada periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907-960), segel giok hilang dari catatan sejarah,” Sullovan menambahkan. Itu mungkin tidak hilang secara fisik saat itu, tetapi ketika dinasti Ming (1368 – 1644) berkuasa, stempel itu secara resmi hilang.
Source | : | The World of Chinese,Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR