Nationalgeographioc.co.id—Dari sekian banyak stempel atau segel Tiongkok yang terkenal, tidak ada yang lebih terkenal dari stempel Heirloom of the Realm. Stempel itu dibuat pada 221 Sebelum Masehi untuk Qin Shi Huang, kaisar pertama Tiongkok yang berhasil menyatukan Tiongkok. Diwariskan secara turun-temurun, peninggalan suci ini hilang secara misterius sekitar tahun 960.
Sepanjang sejarah Tiongkok kuno, stempel digunakan untuk menandai penulisan dan untuk membuktikan identitas. Segel atau stempel dengan karakter Tionghoa tertentu digunakan pada dokumen, kontrak, dan karya seni sebagai bukti akan keasliannya.
Segel umumnya terbuat dari batu namun terkadang dibuat dengan kayu. “Untuk orang yang sangat penting, bahan berharga seperti batu giok digunakan,” tulis Kerry Sullivan di laman Ancient Origins. Segel ini dianggap lebih dipercaya dibandingkan tanda tangan.
Batu giok legendaris
Segel Pusaka Alam atau Heirloom of the Realm diukir dari sepotong batu giok yang memiliki sejarah memilukan.
Menurut legenda, batu giok ditemukan sebelum 283 Sebelum Masehi di Negara Bagian Chu (sekarang provinsi Hubei, Hunan, dan sebagian Shanghai) oleh Bian He. Bian He mengatakan bahwa ia menemukan batu yang berisi batu giok di Gunung Chu.
Menyadari nilainya, ia pun membawanya ke penguasa Chu, Raja Li. Namun, raja mengira itu hanyalah sebuah batu biasa. Merasa dihina dan disia-siakan waktunya oleh Bian He, raja memerintahkan agar kaki kiri pria itu dipotong sebagai hukuman.
Belakangan, Li meninggal dan takhta diwariskan kepada putranya, Wu. Sekali lagi, Bian He menawarkan batu giok yang berharga kepada raja baru. Sama seperti pendahulunya, raja baru juga mengira itu hanyalah sebuah batu biasa. Raja Wu memerintahkan agar kaki kanan He dipotong. Ketika Wu meninggal, mahkota diberikan kepada putranya, Wen.
Sekitar waktu itu, Bian He membawa batu gioknya ke kaki Gunung Chu. Di sana, dia menangis sampai setelah tiga hari tiga malam air matanya habis dan darah mengalir keluar.
Mendengar berita ini, raja mengutus orang-orang untuk menanyakan alasannya. “Di seluruh penjuru langit, banyak orang yang kakinya dipotong. Mengapa engkau harus menangis begitu sedihnya?”
“Aku tidak meratapi kehilangan kakiku,” kata Bian He sebagai jawaban, “tetapi karena menyebut permata berharga sebagai batu biasa. Dan karena mereka menjuluki orang jujur sebagai pembohong. Ini adalah alasan mengapa saya meratap.”
Terkesan oleh emosi Bian He, Raja Wen memerintahkan ahli perhiasan kerajaan untuk memotong dan memoles batu itu. Di dalamnya ada batu giok murni terbesar yang pernah dilihat raja.
Sebagai penghargaan atas apa yang telah dialami oleh Bian He, Raja Wen menamai bidak itu Heshibi, yang artinya 'Dia Cakram Giok'.
Stempel kaisar pertama Tiongkok
Kisah ini mungkin merupakan perpaduan antara kebenaran dan legenda. Pada tahun 283 Sebelum Masehi, batu giok yang berharga itu dicuri dari Raja Chu dan dijual ke Negara Bagian Zhao. Kemudian, Raja Qin menawarkan Zhao 15 kota untuk He Shi Bi.
Awalnya, Raja Zhao setuju, tetapi kemudian dia mulai berpikir Raja Qin menipu.
Zhao meminta ahli perhiasannya mengatakan bahwa ada cacat kecil pada He Shi Bi. Perwakilan dari Qin berkata bahwa dia tidak dapat melihat kekurangan apapun. Dengan cepat, pembuat perhiasan mengambil batu giok. Ia bahkan mengancam akan mematahkan batu giok dan tulang raja, jika Raja Qin mencoba mengambil batu itu dengan paksa.
Raja Qin tidak mau membiarkan He Shi Bi dihancurkan karena keegoisannya. “Maka ia memutuskan untuk mengembalikannya ke Zhao,” kata Sullivan.
Dinasti Qin kelak membalas dendam atas penghinaan yang mereka derita. Pada 221 Sebelum Masehi, Raja Qin yang baru, Qin Shi Huang, menaklukkan enam Negara Berperang, termasuk Zhao.
Setelah menjadi Kaisar Tiongkok yang pertama, Qin memerintahkan He Shi Bi untuk diukir dengan simbolnya. Maka, potongan batu giok yang paling fantastis itu berfungsi sebagai segel kekaisaran Qin.
Legenda menyebutkan bahwa giok itu bertuliskan kata-kata "Setelah menerima mandat dari surga, semoga kaisar menjalani hidup yang panjang dan sejahtera".
Hilangnya pusaka suci simbol mandat dari surga
Sejak 221 Sebelum Masehi, Segel Pusaka Alam diwariskan dari kaisar ke kaisar, bahkan setelah pergantian dinasti. Segel ini dihormati selama dinasti Qin, dinasti Wei, Dinasti Jin, periode Enam Belas Kerajaan, Dinasti Sui, dan Dinasti Tang.
“Namun, pada periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907-960), segel giok hilang dari catatan sejarah,” Sullovan menambahkan. Itu mungkin tidak hilang secara fisik saat itu, tetapi ketika dinasti Ming (1368 – 1644) berkuasa, stempel itu secara resmi hilang.
Anehnya, tidak ada bukti dokumen atau karya seni yang ditemukan yang dicap oleh segel pusaka ini. Sebagian besar lukisan sejarah hanya menunjukkan segel pusaka dipegang di tangan kemenangan seorang kaisar baru.
Ada beberapa teori tentang apa yang terjadi pada segel itu. Ada yang mengatakan bahwa itu hancur ketika kaisar Tang terakhir bunuh diri melalui aksi bakar diri.
Baca Juga: Mengapa Arkeolog Enggan Membuka Makam Kaisar Pertama Tiongkok?
Baca Juga: 8.000 Prajurit Terakota: para Penjaga Kaisar Qin Shi Huang di Akhirat
Baca Juga: Kisah Kaisar Qin Shi Huang, si Pencari Keabadian yang Bernasib Tragis
Baca Juga: Kisah Kaisar Tiongkok Terhebat dan Dihormati Rakyat Sepanjang Sejarah
Yang lain menyatakan bahwa itu tetap digunakan sampai Ming menaklukkan dinasti Yuan yang dipimpin Mongol. Ketika tentara Ming merebut ibu kota Yuan pada tahun 1369, mereka menyerbu istana kekaisaran dan mengambil salah satu stempel pribadi kaisar Yuan. Namun, Yuan memiliki 11 segel kekaisaran dan yang direbut oleh Ming bukanlah segel Heirloom of the Realm. Mungkin segel itu hilang bersamaan dengan berakhirnya Dinasti Yuan.
“Tampaknya stempel itu, seperti mandat dari surga, diyakini bertindak dengan sendirinya,” tulis Hatty Liu di World of Chinese. Anda tidak mencarinya, sebaliknya surga memberikannya jika Anda menunjukkan potensi untuk memerintah dengan baik.
Dalam pengertian itu mungkin cukup mudah bagi orang untuk menerima bahwa segel itu hampir secara ajaib menghilang dan muncul kembali tergantung pada seberapa stabil atau terpusatnya kekuatan kaisar pada waktu tertentu.
Kini, Kota Terlarang di Beijing menyimpan 25 segel kekaisaran. Meski begitu, artefak legendaris itu belum dilupakan. Seringkali, ada klaim bahwa He Shi Bi telah ditemukan. Tapi sejauh ini, semua laporan tersebut dibantah oleh para ahli.
Source | : | The World of Chinese,Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR