Nationalgeographic.co.id—Banyak planet unik di alam semesta. Ada yang punya cincin tipis seperti Saturnus, ada juga yang cincinnya berkali-kali lipat luasnya di luar tata surya kita.
Baru-baru ini para astronom menemukan planet gas raksasa seperti Jupiter yang dinamai TOI-5205b. Planet itu mengorbit bintang katai merah TOI-5205. Yang unik dari planet dan bintang yang dikitarinya adalah perbandingan ukurannya.
Planet ekstrasurya TOI-5205b ukurannya mirip dengan Jupiter, dengan jarak yang sangat dekat dengan bintangnya. Masa revolusinya (1 kali putaran terhadap bintang) adalah 1,6 hari sekali. Sedangkan bintang katai merah TOI-5205 berukuran kecil--hanya di bawah 40 persen dari radius dan massa Matahari.
Pengetahuan tentang planet gas raksasa dan bintang katai merahnya itu diselidiki oleh para astronom di The Astronomical Journal pada 21 Februari 2023. Para astronom lewat makalah bertajuk "TOI-5205b: A Short-period Jovian Planet Transiting a Mid-M Dwarf" itu mengungkapkan bahwa pertama kalinya mengetahui adanya planet ekstrasurya besar, ditemukan mengorbit bintang katai merah yang sangat kecil.
"Bintang induknya, TOI-5205, ukurannya hanya sekitar empat kali Jupiter. Namun entah bagaimana berhasil membentuk planet seukuran Jupiter, yang cukup mengejutkan." Shubham Kanodia, astronom Carnegie Institution for Science yang menjadi penulis utama makalah, dikutip dari Carnegie Science.
Sampai saat ini mereka sendiri belum mengetahui bagaimana pasangan benda antariksa itu bisa terbentuk. Sebab, fenomena ini berbeda dengan pemahaman yang ada terkait pembentukan planet yang selama ini kita kenal.
Kanodia juga menulis di blog Pennsylvania State University tentang temuannya. Dia menyebut bahwa planet ekstrasurya TOI-5205b sebagai "planet terlarang".
"Pada konteksnya, objek rasio massa 0,3 persen di sekitar bintang tipe Matahari akan memiliki massa sekitar 3 kali massa Jupiter," tulisnya. Pada massa seperti ini, menurut teori akresi inti konvensional tentang pembentukan planet mulai mengalami kesulitan untuk membuat berbagai benda langit.
Namun, teori seperti itu tidak berlaku pada TOI-5205b yang dinilai massanya begitu berat, tetapi dekat dengan bintang. "Keberadaan TOI-5205b memperluas apa yang kita ketahui tentang piringan tempat planet-planet ini dilahirkan," kata Kanodia.
Baca Juga: James Webb Melihat Galaksi Masif Super Tua yang Seharusnya Tidak Ada
Baca Juga: Mengukur Dampak Global Listrik dalam Badai Debu Intens di Planet Mars
Baca Juga: Temuan Baru: Sistem Cincin Mengorbit Planet Kerdil di Tepi Tata Surya
Baca Juga: Deteksi Pertama Kalinya dari Bintang Pembentuk Kilonova di Bimasakti
Bintang katai merah adalah jenis terkecil dari bintang yang kita ketahui. Massanya rendah, terang, dan panas untuk membakar simpanan hidrogennya yang sangat lambat. Diperkirakan rentang hidup bintang katai yang ada saat ini berusia triliunan tahun. Jenis bintang seperti inilah yang paling banyak ditemui di Bima Sakti.
Selama ini kita mengetahui bahwa bintang dan planet-planetnya terbentuk dari piringan awan padat, berisi gas dan debu. Kemudian materi-materi itu menyatu dan menjadi calon bintang. Ketika ukurannya sudah sangat masif, bintang seperti matahari kita menghasilkan angin kencang yang menerbangkan berbagai materi di dekatnya.
Pada akhirnya, piringan materi di sekitarnya mengorbit karena pengaruh gravitasi bintang. Lalu masing-masing menggumpal dan menjadi planet.
Planet gas seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus terbentuk dari gas raksasa di piringan yang berbeda dengan planet berbatu seperti Bumi. Piringan bagian terluar dari sistem sekitar matahari perlahan-lahan menggumpal menjadi planet. Bagian bebatuan yang seharusnya menjadi planet berbatu, di bagian cakram terluar menjadi cincin planet-planet gas raksasa.
"Pada awalnya, jika tidak ada cukup material batuan di piringan untuk membentuk inti awal, maka tidak dapat membentuk planet raksasa gas. Dan pada akhirnya, jika piringan menguap sebelum inti masif terbentuk, maka satu tidak dapat membentuk planet raksasa gas" terang Kanodia.
"Namun TOI-5205b terbentuk meskipun ada pagar pembatas ini. Berdasarkan pemahaman nominal kami saat ini tentang pembentukan planet, TOI-5205b seharusnya tidak ada; itu adalah planet 'terlarang'."
Berdasarkankan pengamatan transit untuk menemukan planet ekstrasurya ini, Kanodia dan tim mencatat massanya adalah 1,0 kali dengan radius 1,03 kali dari Jupiter. Jika dibandingkan dengan bintang katai merah yang dikitarinya, radiusnya 27,2 persen dari jari-jari bintangnya.
Source | : | Carnegie Mellon University |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR