Namun, Chen dan Wu terbukti menjadi pemimpin yang buruk. Keduanya terlena oleh uang dan kekuasaan. Pemberontakan di dalam pasukan Chen dan Wu membuat pasukan Qin bisa dengan mudah menumpas pemberontak itu.
Menghindari hantu di Gunung Emas
Qin Shi Huang juga mengikuti ramalan demi keamanan takhtanya. Pada 210 Sebelum Masehi ketika kaisar melewati Jinling saat mengelilingi negeri, alkemis yang menyertainya memperingatkannya. Menurut sang alkemis, ada roh raja di daerah itu. Seseorang mungkin menggunakan roh ini untuk merebut takhta dalam waktu 500 tahun.
Legenda tersebut berasal dari masa Dinasti Zhou Timur (770—256 Sebelum Masehi) ketika raja Wei dari Chu rupanya mengubur berton-ton emas di wilayah tersebut. Maka, wilayah tersebut diberi nama Gunung Emas.
Menurut Kronik Lokal Jiankang pada Periode Jingding, kaisar cepat bereaksi. Ia memerintahkan gunung di daerah itu dirobohkan untuk mengubah fengsui. Kaisar juga membuat air dari Sungai Yangtze mengalir ke daerah itu. Semua itu untuk menunjukkan dia bisa mengendalikan roh di Gunung Emas.
Seakan belum cukup, Qin Shi Huang kemudian mengganti nama kawasan menjadi Moling (tempat beternak kuda) untuk mengurangi ketenarannya.
Hu akan menghancurkan Dinasti Qin
Kaisar Tiongkok pertama yang paranoid, Qin Shi Huang, putus asa untuk menghindari kematian. Ia mengirim sejumlah alkemis untuk mencarinya ramuan kehidupan abadi di tahun 215 Sebelum Masehi.
Sebagian besar tidak pernah kembali, mungkin karena mereka tidak menemukan kunci kehidupan abadi. Namun seorang pria bernama Lu Sheng kembali kepada sang penguasa.
Namun alih-alih ramuan mujarab, dia menawarkan kepada kaisar sebuah buku berjudul Notes of Prophecies. Lu Sheng mengeklaim telah menerima buku itu dari makhluk abadi selama perjalanannya.
Buku itu mencatat bahwa seorang pria bernama Hu akan menghancurkan Dinasti Qin. Karena ketakutan, kaisar menafsirkan ancaman itu datang dari suku utara yang dikenal sebagai orang Hu.
Ia memerintahkan jenderalnya untuk menghancurkan orang barbar dan membangun Tembok Besar untuk mempertahankan kekaisaran. Namun, semua ini tidak berhasil. Hanya 15 tahun setelah kerajaan bersatu pertama di Tiongkok terbentuk, Qin Shi Huang meninggal dan dinasti runtuh.
Source | : | The World of Chinese |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR