Di usia 50-an, Konfusius diberi posisi politik dan dipromosikan beberapa kali.
Dalam beberapa tahun berikutnya, dia melakukan pekerjaan yang sangat baik sebagai politisi. Selama bertugas, Konfusiun membuat warga sipil hidup lebih baik. Namun tidak semua suka dengan tindakannya, contohnya kelas penguasa Negara Bagian Lu.
“Setelah itu, Konfusius yang berusia 54 tahun dipaksa mengundurkan diri,” tulis Annping Chin di laman Britannica. Ia pun mulai melakukan perjalanan ke negara bagian lain, sambil berharap menemukan penguasa lain untuk menerapkan ideologinya.
Perjalanan legendaris Konfusius
Selama 14 tahun berikutnya, Konfusius memimpin murid-muridnya. Mereka melakukan perjalanan ke lebih dari selusin negara bagian dan mencoba memperkenalkan ideologinya kepada para penguasa feodal.
Namun, itu adalah Periode Musim Semi dan Musim Gugur. Saat itu beberapa negara Tiongkok terus bersaing dan memperebutkan hegemoni dan kekuasaan. Oleh karena itu, teori kebajikannya sepertinya tidak menarik untuk diterapkan oleh penguasa-penguasa yang saling berseteru itu.
Konfusius dihormati oleh beberapa bangsawan tetapi kadang-kadang dianggap sebagai ancaman bagi bangsawan lokal yang kuat. Selama perjalanannya, dia mengalami penolakan, perampokan, kelaparan, dan beberapa momen hidup dan mati.
Tetap saja, dia belum pernah menemukan pemimpin baik hati yang menghargai ideologi politiknya.
Belakangan, salah satu muridnya menjadi pejabat berpengaruh di Negara Bagian Lu. Sang murid menyarankan agar penguasa Lu yang baru menyambut kembali Konfusius.
Kembali ke kampung halaman
Konfusius kemudian mengakhiri perjalanannya dan kembali ke kampung halamannya ketika istrinya meninggal dunia.
Namun, putra satu-satunya dan murid-murid kesayangannya semuanya meninggal tak lama setelah kepulangannya.
Hutan Mikro Ala Jepang, Solusi Atasi Deforestasi yang Masih Saja Sulit Dibendung?
Source | : | National Geographic,Britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR