Nationalgeographic.co.id—Sepanjang sejarah panjang Kekaisaran Jepang, hanya sedikit peristiwa yang memiliki dampak abadi dari invasi Mongol.
Sejak Kekaisaran Mongol pertama kali mengincar Kekaisaran Jepang pada akhir abad ke-13, nasib dua masyarakat yang sangat berbeda saling terkait, menandai titik balik tidak hanya bagi Kekaisaran Jepang, tetapi juga bagi Kekaisaran Mongol.
Bangkitnya Kekaisaran Mongol
Kekaisaran Mongol adalah salah satu kerajaan terbesar dan terkuat dalam sejarah dunia yang memiliki awal yang sederhana di stepa Asia Tengah.
Kepemimpinan luar biasa dan kejeniusan strategis Genghis Khan mengubah sekumpulan suku yang bersatu dan tangguh.
Pada tahun 1206, Genghis Khan, setelah serangkaian kemenangan militer atas suku-suku saingannya, dinyatakan sebagai 'Khan Agung' bangsa Mongol.
Hal ini menandai asal-usul Kekaisaran Mongol. Dengan taktik militer yang inovatif, kavaleri yang luar biasa, dan gaya hidup nomaden yang unik, bangsa Mongol menyapu Asia dan Eropa Timur dalam gelombang penaklukan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dari Tembok Besar China hingga gerbang Wina, jejak kaki Kerajaan Mongol terlihat jelas di seluruh benua. Setelah kematian Jenghis Khan pada tahun 1227, kerajaannya dibagi di antara putra-putranya, tetapi terus berkembang.
Cucunya, Kublai Khan, berperan penting dalam ekspansi yang sedang berlangsung ini. Kublai Khan, naik tahta pada tahun 1260, mendirikan Dinasti Yuan di Tiongkok dan selanjutnya memperluas jangkauan kekaisaran, mengumpulkan wilayah yang membentang dari Eropa Timur hingga Asia Tenggara.
Pemerintahan Kublai Khan tidak hanya melihat penaklukan militer tetapi juga perkembangan signifikan dalam perdagangan, pertukaran budaya, dan administrasi.
Namun, ambisinya tidak berhenti di perbatasan dunia yang dikenal. Dia mengarahkan pandangannya ke Jepang, sebuah negara yang, sampai saat itu, berhasil menghindari cengkeraman Kekaisaran Mongol.
Apa yang Terjadi di Kekaisaran Jepang Saat itu?
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR