Nationalgeographic.co.id—Di tengah ketegangan pemerintah Tiongkok dan Jepang perihal limbah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, kita teringat pada peristiwa kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada dua belas tahun lalu. Setelah kejadian menggemparkan itu, Jepang mulai membuang air limbah ke Samudra Pasifik beberapa pekan lalu.
Seperti yang dilansir dari VOA Indonesia, hal ini menimbulkan protes dari negara tetangga di Asia Timur. Menurut kepala pengawas atom PBB, konsentrasi tritium dalam air limbah yang dikeluarkan PLTN Fukushima di Jepang tidak menimbulkan resiko bagi penduduk.
Pada 2011 setelah kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima di Jepang setidaknya beberapa penelitian telah mengkonfirmasi bahwa minum kombucha dapat membantu melawan efek paparan radiasi ringan.
Kombucha adalah salah satu jenis teh yang berasal dari Tiongkok namun kini telah menjadi minuman kesehatan fenomenal. Apa yang membuat kombucha begitu unik?
Kombucha difermentasi dengan ragi berbentuk pancake yang dikenal sebagai SCOBY. Sekelompok jamur atau Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast (SCOBY) adalah budidaya yang digunakan dalam pembuatan kombucha yang bersifat gelatinoid dan liat. Bila dirawat dengan benar, jamur akan tumbuh pesat dan sehat.
Minuman manis dan sedikit bersoda ini awalnya dibuat secara tradisional. Namun saat ini terdapat berbagai macam kombucha komersial yang tersedia bahkan Pepsi memiliki varian rasa kombucha.
Di Indonesia cukup mudah menemukan kombucha, marak dijual di e-commerce minuman teh kombucha dalam kemasan hingga bibit teh kombucha untuk diolah sendiri.
Kombucha diklaim memiliki segudang manfaat bagi kesehatan dan mungkin inilah alasan mengapa minuman kesehatan yang diseduh secara tidak biasa ini telah diturunkan dari generasi ke generasi selama ribuan tahun.
Akan tetapi, sudah berapa lama kombucha ada? Dan apakah ini benar-benar bermanfaat bagi kesehatan seperti yang diklaim banyak orang?
Sulit untuk memastikan asal muasal kombucha secara pasti, karena terdapat banyak perdebatan seputar pertanyaan tersebut.
Asal muasal minum teh secara umum dikaitkan dengan Shen Nong, seorang kaisar Tiongkok yang mulai menyeduh minuman tersebut sekitar tahun 2700 SM.
Tidak butuh waktu lama bagi masyarakat Tiongkok untuk menyadari bahwa minum teh memiliki sejumlah manfaat kesehatan dan dengan cepat menjadi minuman populer di kalangan seluruh masyarakat. Mulai dari kalangan istana hingga orang-orang yang tinggal di desa terpencil yang sederhana.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | VOA Indonesia,Ancient Origins |
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR