Nationalgeographic.co.id—Program makan siang gratis untuk anak-anak di sekolah ternyata sudah ada sejak dulu. Dalam catatan sejarah dunia, Philadelphia dan Boston adalah dua kota pertama di Amerika yang menerapkan program makan siang di sekolah, dimulai pada akhir abad ke-19.
Upaya ini sebagian besar dipelopori oleh organisasi kesejahteraan, seperti Serikat Pendidikan dan Industri Wanita di Boston dan Asosiasi Starr Center di Philadelphia sejak tahun 1894.
Tanggapan yang diterima dari program-program ini sangat positif. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah laporan yang diserahkan ke The Journal of Home Economics pada tahun 1910, “Para guru (di Boston) sepakat bahwa makan siang membantu anak-anak baik secara fisik maupun mental.”
Program-program ini terbukti tidak hanya menyediakan makanan bergizi bagi tubuh yang sedang dalam masa pertumbuhan, namun juga mengajarkan anak-anak kebiasaan makan yang sehat dan membantu mereka belajar memilih makanan dengan bijak.
Dengan hasil yang luar biasa ini, jamuan makan siang di sekolah diperluas ke lebih banyak sekolah dan lebih banyak kota di seluruh wilayah.
Baru pada masa The Great Depression (Depresi Besar) pemerintah Federal terlibat dalam program makanan sekolah.
Pada awal tahun 1930-an, para petani menghadapi kehancuran finansial akibat jatuhnya harga.
Para buruh mengalami kesulitan yang luar biasa dalam mendapatkan pekerjaan, dan anak-anak miskin semakin mengalami malnutrisi dan kelaparan.
Program makan siang di sekolah muncul sebagai solusi sempurna untuk ketiga masalah tersebut.
Dengan memanfaatkan kebijakan New Deal Presiden Roosevelt, pemerintah federal membeli kelebihan hasil panen dari para petani dan mempekerjakan ribuan perempuan untuk memasak dan menyajikan makanan tersebut kepada siswa yang kelaparan.
Pada tahun 1941, program makanan sekolah yang didukung pemerintah federal beroperasi di semua negara bagian.
Kemudian, ditambah Distrik Columbia dan Puerto Rico, dengan 64.298 orang menyajikan lebih dari 2 juta makan siang setiap hari.
Namun program makan siang di sekolah bukanlah mandat permanen. Ketika persediaan makanan berkurang dan tenaga kerja menjadi langka selama Perang Dunia II, jumlah makanan di sekolah yang disajikan menurun drastis.
Menyadari manfaat menjaga anak-anak tetap kenyang dan sehat, pada tahun 1946 Kongres mengesahkan Undang-Undang Makan Siang Sekolah Nasional:
"Dengan ini dinyatakan sebagai kebijakan Kongres, sebagai ukuran keamanan nasional untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Bangsa dan untuk mendorong konsumsi domestik komoditas pertanian bergizi dan makanan lainnya, dengan membantu Amerika, melalui hibah. - bantuan dan sarana lainnya, dalam menyediakan pasokan makanan dan fasilitas lain yang memadai untuk pendirian, pemeliharaan, pengoperasian, dan perluasan program makan siang sekolah nirlaba."
Dalam beberapa dekade setelahnya, program ini diperluas untuk memberi makan lebih banyak anak dengan lebih banyak cara.
Pemerintahan Amerika Serikat kala itu, Eisenhower dan Nixon meningkatkan anggaran untuk program makan siang di sekolah.
Lebih banyak subsidi di Undang-undang Gizi Anak tahun 1966 untuk anak-anak berpenghasilan rendah, serta program susu sekolah dan sarapan di sekolah.
Banyak hal berubah ketika Ronald Reagan menjabat. Pada tahun 1981, sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi limbah pemerintah, Pemerintahan Reagan memangkas pengeluaran makan siang sekolah Federal.
Dalam kebijakannya, berusaha untuk menutupi pengurangan anggaran tersebut dengan mengurangi porsi makan siang, mengurangi jumlah anak-anak miskin yang berhak mendapatkan makanan gratis dan terkenal menyatakan bahwa saus tomat adalah sayuran untuk memenuhi standar nutrisi.
Dengan berkurangnya dukungan federal, jamuan makan siang di sekolah pada tahun 1980an dan 1990an menjadi semakin diprivatisasi dan standar gizi sering kali tidak diutamakan.
Pada periode yang sama, tingkat obesitas pada masa kanak-kanak di Amerika Serikat meroket. Makan siang di sekolah menjadi yang terdepan dalam perdebatan mengenai anak-anak yang sehat.
Pada tahun 2010, dalam upaya untuk kembali ke tujuan awal program makan siang di sekolah, Kongres mengesahkan Undang-Undang Anak Sehat dan Bebas Kelaparan tahun 2010.
Hal ini memungkinkan Departemen Pertanian merombak makanan di sekolah untuk memenuhi standar nutrisi baru.
Meskipun tidak ada seorang pun yang dapat menyangkal pentingnya pola makan yang lebih baik untuk pertumbuhan pikiran, program ini menuai kontroversi.
Para kritikus menyatakan bahwa program ini telah menghasilkan makanan yang tidak enak, menyebabkan sampah makanan, pendapatan yang lebih kecil untuk program makan siang di sekolah, dan bahkan lebih banyak anak-anak yang pergi ke sekolah tanpa makan siang.
Mereka yang mendukung reformasi hanya menyatakan bahwa reformasi tersebut berhasil.
Terlepas dari posisi seseorang dalam perdebatan tersebut, perlu diingat bahwa makan siang di sekolah dulunya tidak kontroversial.
Terlebih, peran awal mereka sebagai sebuah sarana untuk memastikan anak-anak mendapatkan makanan yang cukup dan sehat, sehingga mereka dapat tumbuh dan belajar serta menjadikan bangsa ini lebih baik.
Source | : | Time |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR