Dia memindahkan ibu kota dari Nanjing di selatan ke Beijing di utara untuk menghadapi ancaman Mongol dengan lebih efektif.
Namun, perbatasan Kekaisaran Ming diubah pada masa pemerintahannya. Hal ini mengakibatkan semua kecuali satu dari delapan garnisun ayahnya tetap utuh.
Pada akhir abad kelima belas, kebutuhan akan tembok pertahanan semakin terlihat jelas. Dari tahun 1473-1474, tembok sepanjang 1.000 km didirikan melintasi perbatasan.
Hal ini memerlukan upaya 40.000 orang dan menghabiskan biaya 1.000.000 tael perak. Tembok pertahanan yang baru ditambah itu terbukti bermanfaat.
Pada 1482, sekelompok besar perampok Mongol terjebak dalam garis ganda benteng dan dengan mudah dikalahkan oleh pasukan Ming yang jumlahnya lebih sedikit.
Pada abad keenam belas, seorang jenderal militer bernama Qi Jiguang memperbaiki dan memulihkan bagian tembok yang mengalami kerusakan.
Ia membangun 1.200 menara pengawas di sepanjang tembok tersebut. Bahkan menjelang akhir Dinasti Ming, tembok tersebut masih mampu menghalangi para perampok Manchu sejak tahun 1600 dan seterusnya.
Bangsa Manchu baru akhirnya melewati Tembok Besar pada tahun 1644, setelah Dinasti Ming berakhir.
Pelayaran Zheng He
Pelayaran Zheng He merupakan salah satu hal penting di awal era Dinasti Ming. Pelayaran yang melintasi Samudra “Barat” (Hindia) dan sekitarnya ini membawa kebudayaan dan perdagangan Kekaisaran Tiongkok ke wilayah lain.
Zheng He lahir pada tahun 1371 di Provinsi Yunnan dan dibesarkan sebagai seorang Muslim. Dia ditangkap oleh pasukan Ming dan ditempatkan di tempat tinggal calon Kaisar Yongle.
Di sana dia melayani kaisar dan menemaninya dalam pertempuran. Zheng He kemudian menjadi kasim istana. Ia menerima pendidikan yang baik.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR