Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda mendengar rumor tentang hiu raksasa Megalodon yang masih hidup dan bersembunyi di Palung Mariana, tempat terdalam di lautan?
Rumor ini telah beredar di media sosial selama bertahun-tahun, tetapi benarkah?
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi fakta dan bukti ilmiah di balik klaim ini untuk menentukan apakah Megalodon benar-benar dapat hidup di Palung Mariana.
Megalodon, yang memiliki nama ilmiah Otodus megalodon, adalah hiu raksasa yang pernah mendominasi lautan selama jutaan tahun.
Hiu ini memiliki panjang hingga 18 meter dan gigi tiga kali lipat lebih besar dari hiu putih besar.
Megalodon punah sekitar 2,6 juta tahun lalu, dan para ilmuwan percaya bahwa penyebab kepunahannya adalah kombinasi dari perubahan iklim dan persaingan dengan hiu putih besar.
Meskipun Megalodon telah punah selama jutaan tahun, rumor tentang keberadaannya masih terus beredar.
Salah satu teori populer adalah bahwa Megalodon telah bersembunyi di Palung Mariana, tempat yang belum dijelajahi dan penuh dengan misteri.
Kedalaman Palung Mariana yang ekstrem dan kondisi yang tidak biasa dianggap sebagai tempat yang ideal bagi Megalodon untuk bersembunyi dari manusia.
Namun, apakah teori ini benar?
Artikel ini akan membahas bukti ilmiah yang tersedia dan pendapat para ahli untuk menentukan apakah Megalodon benar-benar dapat hidup di Palung Mariana.
Baca Juga: Dunia Hewan: Megalodon Berdarah Panas dan Itu yang Membuatnya Punah
Mengapa Megalodon Tidak Mungkin Masih Hidup?
Jack Cooper, seorang mahasiswa doktoral di Swansea University, Inggris, yang tergabung dalam Pimiento Research Group (kelompok peneliti keanekaragaman laut purba), membantah rumor tersebut.
Cooper sudah bertahun-tahun mempelajari megalodon dan menyimpulkan hiu raksasa ini sudah punah.
"Hipotesis megalodon masih hidup di wilayah laut yang belum dipetakan adalah omong kosong belaka. Tidak ada bukti kredibel yang mendukungnya," kata Cooper melalui surel kepada Live Science.
Memang, sebagian besar laut belum diteliti, namun menurut Cooper ada beberapa alasan mengapa megalodon tidak mungkin bersembunyi di lautan kita. Pertama, rantai makanan akan sangat berbeda jika megalodon masih ada.
"Megalodon bukan hanya hiu pantai berukuran besar yang pasti sudah terlihat sekarang, tetapi juga predator puncak yang berada di peringkat lebih tinggi dalam jaring makanan dibandingkan predator laut lainnya. Oleh karena itu, hiu ini akan sangat memengaruhi ekosistem laut," jelas Cooper.
"Kepunahannya berdampak besar. Paus, salah satu mangsa utama mereka, menjadi semakin besar setelah megalodon punah karena tidak ada lagi pemangsa. Beberapa mamalia laut terbesar saat ini, seperti paus biru, baru berevolusi setelah megalodon punah. Singkatnya, jaring makanan modern terbentuk sebagian karena megalodon tidak ada lagi," imbuh Cooper.
Kondisi Palung Mariana Tidak Mendukung Kehidupan Megalodon
Para ilmuwan masih mempelajari beberapa wilayah laut paling misterius dan belum terpetakan, terutama di tempat terdalam seperti Palung Mariana, yang membentang 10.935 meter di bawah permukaan laut.
Meskipun menarik untuk membayangkan hiu raksasa hidup di kedalaman, Cooper menyatakan bahwa makhluk raksasa itu tidak akan bisa bertahan di lingkungan yang tidak ramah tersebut.
"Laut dalam sama sekali tidak cocok sebagai habitat predator besar seperti itu," kata Cooper. "Kami sering menemukan hiu laut dalam, tetapi tidak ada yang mendekati ukuran 20 meter. Sebagai pemangsa hewan besar, hiu kecil tidak akan menjadi sumber makanan yang baik. Palung Mariana sebagian besar berisi kehidupan mikroskopis yang bahkan tidak bisa memberi makan seekor megalodon, apalagi populasi tersembunyi."
Baca Juga: Dunia Hewan: Spesies Apa yang Memiliki Gigitan Terkuat di Dunia?
Megalodon Punah Karena Perubahan Iklim dan Persaingan
Kenshu Shimada, ahli paleobiologi di DePaul University, Chicago yang pernah meneliti megalodon, mengatakan bahwa klaim hiu raksasa ini masih hidup tidak pernah terbukti.
Untuk memahami mengapa megalodon tidak dapat bertahan hidup di lautan saat ini, penting untuk mengetahui penyebab kepunahannya. Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, Shimada menyebutkan beberapa teori utama.
"Beberapa hipotesis utama penyebab kepunahannya antara lain perubahan iklim atau persaingan dengan hiu putih besar yang muncul beberapa juta tahun lalu. Bisa juga kepunahan tersebut disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor," kata Shimada.
Cooper sependapat bahwa perubahan iklim mungkin menjadi alasan utama punahnya megalodon.
Menurutnya, kepunahan megalodon diduga kuat disebabkan oleh penurunan permukaan laut dari kala Pliosen (5,3 hingga 2,6 juta tahun lalu).
"Penurunan tersebut berdampak drastis pada habitat pantai hiu megalodon dan mangsanya," kata Cooper. "Artinya, wilayah untuk hidup dan ketersediaan makanan menjadi berkurang untuk memenuhi kebutuhan energi mereka yang sangat besar sebagai predator aktif. Permukaan laut saat ini umumnya jauh lebih rendah daripada kala Pliosen, sehingga kondisi seperti itu jauh dari ideal untuk mereka."
Berdasarkan data ilmiah dan pendapat para ahli, kemungkinan megalodon masih hidup di Palung Mariana sangatlah kecil.
Megalodon telah punah jutaan tahun lalu dan bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa mereka tidak dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrem seperti Palung Mariana.
Namun, misteri lautan masih menyimpan banyak hal yang belum kita ketahui, dan mungkin suatu hari nanti kita akan menemukan bukti yang mematahkan semua anggapan ini.
KOMENTAR