"Perempuan Romawi juga memiliki hak istimewa yang tidak dimiliki perempuan Athena, yaitu menjadi warga negara Romawi," ungkap Gill.
5. Peran ayah
Baik di Yunani maupun Romawi Kuno, ayah memainkan peran sentral dalam keluarga dan masyarakat. Di kedua budaya tersebut, ayah memiliki otoritas dan tanggung jawab yang signifikan atas anak-anak dan anggota rumah tangga lainnya.
Di Roma, seorang ayah mengambil peran sebagai paterfamilias atau kepala keluarga. Dalam peran ini, dia memiliki kekuasaan penuh atas rumah tangga, termasuk:
* Memutuskan apakah akan mempertahankan atau membuang bayi yang baru lahir.
* Mengatur pernikahan anak-anaknya.
* Memiliki hak atas properti keluarga.
* Menentukan hukuman bagi anggota keluarga yang melanggar aturan.
Anak laki-laki dewasa yang sudah memiliki keluarga sendiri masih tunduk pada ayah mereka jika ayah tersebut adalah paterfamilias. Hal ini menunjukkan bahwa otoritas ayah di Romawi bersifat hierarkis dan tahan lama.
Sementara itu, di Yunani, rumah tangga, yang disebut oikos, memiliki struktur yang lebih mirip dengan keluarga inti modern dibandingkan dengan keluarga Romawi.
Namun, di sini, anak laki-laki memiliki hak hukum untuk menantang kompetensi ayah mereka dalam beberapa kasus tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa otoritas ayah di Yunani tidak sekuat di Romawi.
6. Pemerintahan
Pada awalnya, raja-raja memerintah di Athena; kemudian muncul oligarki (pemerintahan oleh segelintir orang), dan akhirnya demokrasi (pengambilan keputusan melalui pemungutan suara warga negara).
Negara-kota bergabung membentuk aliansi yang sering berkonflik, melemahkan Yunani dan mengakibatkan penaklukan oleh para raja Makedonia dan kemudian Kekaisaran Romawi.
Di Roma, awalnya penguasa adalah raja-raja. Namun, Roma, dengan memperhatikan apa yang terjadi di dunia lain, menghapus sistem monarki. Mereka mendirikan bentuk pemerintahan Republik yang campuran, menggabungkan unsur demokrasi, oligarki, dan monarki.
Seiring waktu, penguasa tunggal kembali berkuasa di Roma, tetapi dalam bentuk baru yang awalnya disahkan oleh konstitusi dan kita kenal sebagai kaisar Romawi.
"Kekaisaran Romawi kemudian terpecah dan, di bagian Barat, akhirnya berubah menjadi kerajaan-kerajaan kecil," tutup Gill.
Dengan memahami persamaan dan perbedaan Yunani Kuno dan Romawi Kuno, kita dapat memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana peradaban ini membentuk sejarah dunia.
Pengetahuan ini membuka gerbang untuk memahami budaya, nilai-nilai, dan ide-ide yang diwariskan kepada generasi penerus, dan bagaimana mereka terus memengaruhi dunia hingga saat ini.
KOMENTAR