Misalnya, tertulis nasihat Nestor kepada Antilochus dalam Iliad bahwa pembalap kereta mampu menang atas kehendak Metis:
"Bukan kekuatan, melainkan atas kehendak Metis seorang penebang kayu mendapatkan tenaganya. Atas kehendak Metis seorang pelaut mengarahkan kemudinya dengan cepat melawan angin di lautan yang ungu tua seperti warna anggur. Dan atas kehendak Metislah seorang pembalap kereta lebih unggul dari yang lainnya."
Prometheus, dewa yang digambarkan Hesiod "mampu meloloskan diri dari hal serumit apapun," di sini ditampilkan sebagai prototipe Metis yang sebenarnya – ada unsur Metis dalam nama Prometheus.
Pengetahuan Prometheus yang hati-hati dan penuh antisipasi sangat membantunya bersiap untuk duel dengan Zeus dalam pertarungan logika kecerdasan.
Kisah Prometheus menjadi penekanan akan kecerdasan Zeus. Ceritanya diawali dan diakhiri dengan merujuk hukuman yang diterima Prometheus serta mengulangi kata-kata "tidak ada yang bisa menipu Zeus, bahkan Prometheus yang sangat cerdik dan licik."
Hal pertama yang kita perhatikan dari kisah ini yakni mengenai tipu daya. Kata kecerdikan dan kecerdasan digunakan lima belas kali untuk menggambarkan sifat Prometheus dan Zeus dalam bagian kisah duel kecerdasan ini.
Ronde pertama: Prometheus menipu Zeus dengan porsi kurban yang tidak seimbang, tetapi Zeus tidak dapat dibohongi dan berkata: "Wahai putra Iapetos, jika kamu bukan yang paling pintar di antara mereka semua. Jadi kamu masih belum lupa trik-trikmu, kan?"
Zeus, dewa "yang kebijaksanaannya tidak pernah habis," membalas dengan tidak memberikan umat manusia kekuatan api.
Ronde kedua: Prometheus mengalahkan Zeus dengan mencuri dan menyembunyikan api suci dalam tangkai adas lalu memberikannya pada manusia.
Kemudian, saat Zeus melihat nyala terang di kejauhan dan sadar umat manusia sudah memiliki apinya kembali, Zeus menciptakan wanita pertama yang penuh tipu daya dan tak tertampik oleh laki-laki. Hal itu menandakan kemenangan Zeus pada babak terakhir atas Prometheus yang sangat cerdik.
Berbeda dengan penaklukan Zeus terhadap monster Typhoeus atau pertempuran sengitnya dengan Titan yang lain, pertarungannya dengan Prometheus adalah perkara kecerdasan, bukan kekuatan fisik.
Baca Juga: Misteri Orphic, Kepercayaan Bangsa Yunani Kuno yang Sering Dicemooh
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR