“Namun, kami selalu makan cacing,” kata Fancello. “Pliny the Elder dan Aristoteles membicarakannya.”
Sepuluh daerah Italia lainnya memiliki varian keju yang dipenuhi belatung. Sementara produk di tempat lain dianggap sebagai kuliner unik, casu marzu secara intrinsik merupakan bagian dari budaya makanan Sardinia.
Keju ini memiliki beberapa nama yang berbeda, seperti casu becciu, casu fattittu, hasu muhidu, formaggio marcio. Setiap subdaerah di pulau ini memiliki cara tersendiri dalam memproduksinya dengan menggunakan berbagai jenis susu.
‘Keajaiban dan peristiwa supranatural’
Orang mungkin akan bertanya-tanya: Bagaimana cara membuat casu marzu? Pembuatan casu marzu merupakan bagian dari sejarah Sardinia. Casu marzu adalah hasil dari kebetulan, keajaiban, dan peristiwa supranatural.
Fancello tumbuh di kota Thiesi bersama ayahnya Sebastiano. Sebastiano merupakan seorang penggembala yang membuat casu marzu. Facello menggembalakan domba-domba keluarganya ke padang rumput di sekitar pedesaan Monte Ruju. Tersembunyi di balik awan, Monte Ruju dipercaya sebagai tempat terjadinya keajaiban.
Bagi Sebastiano, casu marzu merupakan anugerah ilahi. Jika keju-kejunya tidak dihinggapi belatung, ia pasti akan putus asa. Sebagian keju yang ia hasilkan diberikan kepada keluarga, sebagian lagi diberikan kepada teman-teman atau orang-orang yang memintanya.
Casu Marzu biasanya diproduksi pada akhir Juni. Saat itu, susu domba lokal mulai berubah ketika hewan-hewan memasuki masa reproduksi dan rumput mengering karena panasnya musim panas.
Jika angin sirocco yang hangat bertiup pada hari pembuatan keju, keajaiban pengubah keju bekerja lebih keras lagi. Fancello mengatakan itu karena keju memiliki struktur yang lebih lemah, sehingga memudahkan pekerjaan lalat.
Setelah 3 bulan, casu mazu pun selesai dan siap untuk dinikmati.
Larangan untuk menjual kuliner ekstrem keju belatung
Meski dipuja, status hukum kuliner ekstrem ini masih abu-abu.
Source | : | CNN |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR