Magma itu naik untuk menciptakan ribuan gunung berapi yang memenuhi Andes dari Kolombia hingga Tierra del Fuego, seperti dikutip dari Discover Magazine.
Air dan magma
Gaya interaksi tektonik di Himalaya adalah tabrakan lempeng benua. Karena tidak ada lempeng yang diumpankan kembali ke mantel untuk menghasilkan air, sedikit atau tidak ada magma yang terbentuk dan tidak terbentuk gunung berapi.
Di sisi lain, Andes adalah area yang kita sebut sebagai zona subduksi. Lempeng samudra menukik ke bawah lempeng benua. Pencairan kemudian terjadi berkat semua air yang terbebas sehingga terbentuklah magma dan terciptalah gunung berapi.
Kedua batas tabrakan lempeng di Himalayan dan Andes adalah konvergen karena lempeng-lempengnya bergerak saling mendekati. Jadi selain membentuk gunung, Andes dan Himalaya juga menjadi fokus gempa bumi.
Menariknya, meskipun Anda mungkin berpikir bahwa dua lempeng benua yang saling bertabrakan akan menghasilkan gempa bumi yang lebih besar, zona subduksilah yang memegang rekor gempa bumi terbesar yang pernah diketahui.
Jadi, tabrakan lempeng-lempenglah yang menciptakan gunung. Namun, tidak semua tabrakan itu menciptakan gunung berapi.
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR