Nationalgeographic.co.id—Di bumi kita ini ada sebagian gunung berapi dan ada sebagian gunung tidak berapi. Mengapa ada gunung yang berapi dan ada gunung yang tidak berapi?
Mari kita ambil contoh Andes dan Himalaya. Keduaya adalah pegunungan terbesar di bumi.
Namun yang satu penuh dengan gunung berapi dan yang lainnya tidak. Mengapa keduanya berbeda?
Penjelasan intinya adalah karena perbedaan cara lempeng tektonik bumi berinteraksi. Ada dua jenis lempeng utama, yakni lempeng benua dan lempeng samudra.
Himalaya
Himalaya sangat besar, membentang lebih dari 22.500 kilometer dari ujung ke ujung. Banyaknya gunung setinggi lebih dari 8.000 meter di pegunungan ini sungguh menakjubkan, dengan puncak tertinggi, yakni Everest, mencapai 8.848 meter.
Namun, tidak satu pun dari gunung-gunung itu yang bersifat vulkanik atau berapi. Sebaliknya, gunung-gunung itu terbentuk oleh tabrakan dua lempeng benua yang telah berlangsung selama puluhan juta tahun.
Lempeng benua India dan lempeng benua Eurasia saling berseberangan. Lempeng benua India telah bergerak terus ke utara dan ketika menghantam lempeng benua Eurasia, keadaan menjadi kacau.
Lempeng benua punya ciri terbuat dari batuan dengan kepadatan yang relatif rendah seperti granit dan batu pasir. Ketebalannya juga puluhan kilometer, jadi ketika lempeng benua India menghantam lempeng benua Eurasia, itu seperti mobil yang menabrak tembok raksasa.
Tabrakan yang terus-menerus itulah yang mendorong gunung-gunung itu naik. Keruntuhan dan penumpukan kedua lempeng benua saat energi tektonik itu menghancurkannya membuat permukaan tanah bergerak lebih cepat daripada semua kekuatan pelapukan dan erosi yang dapat menjatuhkannya.
Baca Juga: Bagaimana Letusan Gunung Berapi Toba Jadi Tersangka Kemacetan Genetik?
Dengan itu, Anda mendapatkan puncak-puncak yang menjulang tinggi seperti Everest dan K2.
Andes
Sama seperti Himalaya, Andes adalah rangkaian gunung-gunung besar. Pegunungan Andes sebenarnya adalah rangkaian pegunungan yang jauh lebih panjang, membentang sejauh sekitar 8.850 kilometer di sepanjang pantai barat Amerika Selatan.
Pegunungan itu sendiri tidak setinggi puncak-puncak Himalaya. Gunung tertinggi di Pegunungan Andes adalah Aconcagua yang tingginya sekitar 6.961 meter.
Tidak seperti Pegunungan Himalaya yang terbentuk dari gerakan lempeng benua, dua lempeng benua tidak bertabrakan untuk membentuk Pegunungan Andes. Sebaliknya, untuk kasus Andes, lempeng benua Amerika Selatan berinteraksi dengan lempeng samudra yang lebih padat dan jauh lebih tipis daripada lempeng benua.
Ini berarti bahwa ketika keduanya saling bertabrakan, alih-alih kedua lempeng saling runtuh, lempeng samudra hanya akan terjepit di bawah benua yang lebih tebal dan kurang padat.
Masih ada tekanan yang terjadi yang dapat menyebabkan lempeng benua Amerika Selatan runtuh sedikit dan menjadi lebih tebal, sehingga permukaan daratannya terangkat, tetapi tidak seperti Himalaya.
Konsekuensi dari jenis tabrakan ini adalah lempeng samudra menukik ke mantel bumi yang panas. Mantel bumi bukanlah lautan batuan cair, tetapi panas, hanya saja tidak cukup panas untuk meleleh.
Namun, jika Anda menambahkan air ke batuan mantel tersebut, titik lelehnya akan turun seperti halnya air yang mencair pada suhu yang lebih rendah saat Anda menambahkan garam.
Lempeng samudra, dengan semua sedimen samudra dan basal yang berubah, penuh dengan air. Jadi, saat turun dan memanas, ia melepaskan air tersebut ke mantel di bawah Andes dan tiba-tiba Anda memiliki magma.
Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Melakukan Pendakian ke Gunung Fuji?
Magma itu naik untuk menciptakan ribuan gunung berapi yang memenuhi Andes dari Kolombia hingga Tierra del Fuego, seperti dikutip dari Discover Magazine.
Air dan magma
Gaya interaksi tektonik di Himalaya adalah tabrakan lempeng benua. Karena tidak ada lempeng yang diumpankan kembali ke mantel untuk menghasilkan air, sedikit atau tidak ada magma yang terbentuk dan tidak terbentuk gunung berapi.
Di sisi lain, Andes adalah area yang kita sebut sebagai zona subduksi. Lempeng samudra menukik ke bawah lempeng benua. Pencairan kemudian terjadi berkat semua air yang terbebas sehingga terbentuklah magma dan terciptalah gunung berapi.
Kedua batas tabrakan lempeng di Himalayan dan Andes adalah konvergen karena lempeng-lempengnya bergerak saling mendekati. Jadi selain membentuk gunung, Andes dan Himalaya juga menjadi fokus gempa bumi.
Menariknya, meskipun Anda mungkin berpikir bahwa dua lempeng benua yang saling bertabrakan akan menghasilkan gempa bumi yang lebih besar, zona subduksilah yang memegang rekor gempa bumi terbesar yang pernah diketahui.
Jadi, tabrakan lempeng-lempenglah yang menciptakan gunung. Namun, tidak semua tabrakan itu menciptakan gunung berapi.
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR