Ledakan vulkanik dahsyat terjadi antara 60 hingga 65 juta tahun yang lalu, menghasilkan semburan lava yang luar biasa luas. Batuan vulkanik yang dihasilkan dari peristiwa ini sekarang menutupi area yang sangat luas, hampir mencapai 500.000 kilometer persegi. Lapisan batuan ini sangat tebal, di beberapa tempat bahkan mencapai lebih dari 1.800 meter.
Letusan vulkanik sebesar ini pasti memiliki dampak dramatis pada atmosfer Bumi. Gas-gas seperti karbon dioksida dan gas vulkanik lainnya yang dilepaskan dalam jumlah besar akan memenuhi langit dan secara signifikan mengubah iklim global.
Para pendukung teori vulkanisme sebagai penyebab kepunahan K-Pg menunjukkan berbagai bukti pendukung. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa suhu Bumi sudah mengalami perubahan bahkan sebelum terjadinya peristiwa tumbukan meteor yang diperkirakan.
Penelitian lain menemukan bukti kepunahan massal yang terjadi jauh sebelum 66 juta tahun yang lalu, bahkan menunjukkan bahwa dinosaurus sudah mengalami penurunan populasi secara bertahap di akhir periode Kapur.
Selain itu, aktivitas vulkanik adalah fenomena umum di planet Bumi dan telah menjadi penyebab kepunahan massal lainnya di masa lalu, sementara tumbukan meteor raksasa adalah peristiwa yang jauh lebih jarang terjadi.
Para pendukung teori ini berargumen bahwa semua bukti ini lebih masuk akal jika letusan gunung berapi yang berkepanjangan dan dahsyat adalah akar penyebab kepunahan K-Pg yang melanda seluruh dunia.
Mungkinkah keduanya?
Dalam upaya mengungkap misteri prasejarah, semakin banyak ilmuwan kini mempertimbangkan kombinasi dari berbagai gagasan yang ada. Ada kemungkinan besar bahwa dinosaurus mengalami serangkaian peristiwa geologis yang malang, yaitu kombinasi antara aktivitas vulkanik dan hantaman meteor.
Aktivitas vulkanik tersebut kemungkinan besar telah melemahkan ekosistem, membuat dinosaurus lebih rentan terhadap dampak meteor yang datang kemudian.
Namun, gagasan ini sangat bergantung pada penanggalan yang lebih akurat dari peristiwa Deccan Traps dan kawah Chicxulub. Pada tahun 2019, dua penelitian independen melakukan analisis petunjuk geokimia dari lava Deccan Traps dan menghasilkan kesimpulan yang sedikit berbeda.
Satu makalah dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa gunung berapi memainkan peran pendukung dalam kepunahan dinosaurus dengan menyebabkan penurunan kondisi ekosistem sebelum terjadinya tumbukan meteor.
Sementara makalah lainnya menyatakan bahwa letusan gunung berapi justru terjadi setelah peristiwa tumbukan meteor dan mungkin hanya memainkan peran kecil dalam mengantarkan kepunahan dinosaurus.
Perdebatan mengenai peran relatif dari kedua peristiwa ini kemungkinan akan terus berlangsung selama bertahun-tahun ke depan. Para ilmuwan akan terus mencari dan menganalisis petunjuk-petunjuk baru serta mengembangkan teknik-teknik baru untuk memahami masa lalu bumi.
Namun, terlepas dari apakah penyebab utama kepunahan dinosaurus adalah tumbukan meteor dari luar angkasa atau aktivitas vulkanik yang masif, penelitian mengenai napas terakhir dinosaurus ini memberikan pelajaran yang sangat penting. Pelajaran tersebut adalah mengenai efek perubahan iklim yang dramatis terhadap seluruh penghuni Bumi.
KOMENTAR