Penyebab Menurunnya Kandungan Nutrisi dalam Makanan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini. Pertama, praktik pertanian modern yang bertujuan meningkatkan hasil panen.
"Dengan belajar menanam tanaman lebih besar dan lebih cepat, tanaman jadi kesulitan menyerap nutrisi dari tanah atau memproduksi nutrisi sendiri," jelas Donald R. Davis dari University of Texas di Austin.
Ahli kimia dan peneliti nutrisi yang sudah pensiun ini adalah penulis utama studi penting tahun 2004, dan juga penulis beberapa penelitian lain tentang topik ini.
Hasil panen yang lebih banyak berarti nutrisi dari tanah harus dibagi ke lebih banyak tanaman. Akibatnya, nutrisi yang dihasilkan buah dan sayuran jadi lebih sedikit per unitnya.
"Sayangnya, petani dibayar berdasarkan berat hasil panen, jadi mereka cenderung melakukan hal-hal yang kurang baik untuk kandungan nutrisi," tambah Davis.
Penyebab lain adalah kerusakan tanah akibat pertanian hasil tinggi. Gandum, jagung, beras, kedelai, kentang, pisang, ubi, dan rami mendapat manfaat dari hubungan simbiosis dengan jamur tertentu yang membantu tanaman menyerap nutrisi dan air dari tanah.
"Jamur ini seperti perpanjangan akar bagi tanaman," kata Montgomery. Namun, pertanian hasil tinggi menguras nutrisi tanah, yang mengurangi kemampuan tanaman untuk membentuk hubungan simbiosis dengan jamur mikoriza, jelas Montgomery.
Meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer juga mengurangi nilai gizi makanan kita.
Semua tanaman melakukan fotosintesis, yaitu menyerap karbon dioksida dari udara, memecahnya, dan menggunakan karbonnya untuk tumbuh, jelas Ebi. Namun, ketika tanaman seperti gandum, beras, barley, dan kentang terpapar kadar karbon dioksida yang lebih tinggi, mereka menghasilkan lebih banyak senyawa berbasis karbon, sehingga kandungan karbohidratnya meningkat.
Baca Juga: Serangga Masuk Program Makan Bergizi Gratis, Bagaimana Sains Melihatnya?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR