Sebuah tinjauan sistematis menemukan bahwa asupan gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker hingga 95%, sementara konsumsi minuman manis dapat meningkatkan risiko hingga 200%.
Beberapa penelitian juga mengaitkan gula dengan jenis kanker tertentu, seperti kanker prostat dan kanker esofagus. Meskipun hubungan ini masih diteliti lebih lanjut, mengurangi konsumsi gula dapat menjadi langkah pencegahan yang baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
6. Meningkatkan Risiko Depresi
Konsumsi gula yang tinggi dapat berkontribusi pada perubahan suasana hati dan meningkatkan risiko depresi. Penelitian menunjukkan bahwa gula dapat memicu peradangan kronis, resistensi insulin, serta gangguan sistem dopamin yang berperan dalam regulasi emosi.
Sebuah studi pada 8.000 orang menemukan bahwa pria yang mengonsumsi lebih dari 67 gram gula per hari memiliki risiko depresi 23% lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari 40 gram.
Studi lain pada lebih dari 69.000 wanita juga menunjukkan bahwa asupan gula yang tinggi berkorelasi dengan peningkatan risiko depresi secara signifikan.
7. Mempercepat Proses Penuaan
Konsumsi gula yang tinggi dapat mempercepat proses penuaan kulit dengan meningkatkan produksi advanced glycation end products (AGEs), yaitu senyawa yang terbentuk dari reaksi antara gula dan protein dalam tubuh.
AGEs dapat merusak kolagen dan elastin, dua protein penting yang menjaga kekenyalan dan elastisitas kulit. Ketika kolagen dan elastin melemah, kulit menjadi kendur dan muncul lebih banyak kerutan.
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, pola makan tinggi gula dan karbohidrat olahan diduga berkontribusi pada penuaan dini kulit.
8. Mempercepat Penuaan Sel
Telomer adalah struktur pelindung di ujung kromosom yang berperan dalam menjaga kestabilan informasi genetik. Seiring bertambahnya usia, telomer secara alami memendek, menyebabkan penuaan dan penurunan fungsi sel.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR