Namun, keinginan mereka untuk tetap terisolasi tidak selalu berhasil. Misalnya: Suku Yaifo umumnya menghindari kontak dengan orang luar. Namun seorang penjelajah Inggris membuat banyak perbincangan karena menghilang selama ekspedisi untuk menjalin hubungan mereka.
Selama berabad-abad, Suku Korowai tidak hanya tetap tidak terkontak. Mereka juga sama sekali tidak dikenal oleh para antropolog Barat, yang pertama kali bertemu mereka pada tahun 1970-an.
Seperti banyak kelompok pribumi lainnya, masyarakat Papua Nugini yang tidak terkontak menghadapi berbagai ancaman termasuk pariwisata yang tidak terkendali. Selain itu, juga agresi militer dan ancaman kepentingan pertambangan dan penebangan di tanah mereka.
Mashco-Piro, Peru
Amazon Peru adalah rumah bagi beberapa suku terasing, termasuk yang disebut Mashco-Piro. Mashco-Piro selama beberapa dekade dianggap sebagai salah satu komunitas terakhir di daerah itu.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 600-800 anggota suku ini mulai menjangkau orang luar. Mereka memberi isyarat kepada para pelancong sungai, dan muncul di pos pemeriksaan pemerintah, meminta makanan atau bantuan lainnya.
Mashco-Piro dan suku-suku pribumi lainnya di Amazon semakin terancam oleh operasi penebangan liar di tanah mereka. Mereka juga mengalami bentrokan fatal dengan pengedar narkoba.
“Nama Mascho-Piro adalah nama yang tidak boleh Anda ucapkan di hadapan orang-orang ini,” tambah George. Nama itu merendahkan — mascho berarti buas dalam dialek lokal. Nomole, dengan arti yang mirip dengan kerabat atau saudara, adalah istilah yang lebih disukai.
Ayoreo, Paraguay
Cabang-cabang masyarakat Amerika Selatan ini dianggap sebagai kelompok pribumi terisolasi terakhir di Amerika di luar lembah Amazon. Suku Ayoreo merupakan penduduk asli Hutan Gran Chaco. Hutan besar ini mengalami salah satu tingkat penggundulan hutan tercepat di dunia.
Seperti halnya suku Mashco-Piro dan suku-suku terasing lainnya, sebagian besar tanah leluhur mereka telah dirusak oleh penebangan, penggembalaan, dan pembangunan.
Baca Juga: Pesan Lantang Suku Sentinel yang Memilih Hidup dalam Keterasingan
Source | : | Discover Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR