Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh Jean-Paul Selten dari Universitas Maastricht pada tahun 2023 mengindikasikan bahwa kegelapan kepribadian dapat meluas lebih jauh lagi, mencakup "kebanggaan berlebihan, penghinaan terhadap orang lain, dan penurunan rasa realitas," yang pada akhirnya mengarah pada kondisi yang dikenal sebagai hubris.
Istilah ini mungkin sudah familiar melalui kisah-kisah mitologi Yunani seperti tragedi Icarus, serta berbagai karakter literatur ikonik seperti Jay Gatsby, Macbeth, dan Scarlett O'Hara.
Bahkan karakter-karakter Disney seperti Jafar dalam "Aladdin" dan Ursula dalam "The Little Mermaid" pun menunjukkan ciri-ciri hubris.
Sayangnya, fenomena ini tidak hanya terbatas pada dunia fiksi, dan mungkin saja kita menjumpainya dalam kehidupan sehari-hari, seperti contoh seorang sepupu yang transformasinya menjadi sosok menuntut seiring dengan kesuksesan bisnisnya.
Selten mengusulkan perlunya diagnosis "sindrom hubris" mengingat potensi bahayanya, terutama ketika dialami oleh individu yang menduduki posisi kekuasaan tertinggi.
Memahami Perbedaan Esensial Antara Kebanggaan dan Hubris
Penting untuk dipahami bahwa hubris adalah kualitas yang cenderung berkembang pada individu yang telah mencapai posisi yang signifikan. Kondisi ini melampaui gangguan kepribadian yang umumnya terkait dengan narsisme ekstrem atau kecenderungan antisosial.
Keberhasilan dapat memicu apresiasi yang wajar atas pencapaian, namun dalam kasus hubris, keberhasilan justru mengubah individu menjadi sosok dengan hasrat kekuasaan yang tampak tidak terbatas.
Peristiwa kehidupan memang dapat memicu perubahan kepribadian, tetapi dalam konteks hubris, peristiwa tersebut haruslah memberikan kendali yang kemudian disalahgunakan.
Seseorang yang sebelumnya mungkin hanya arogan dan menyebalkan bagi rekan kerjanya dapat berbelok ke arah hubris dengan menambahkan disinhibisi ke dalam perilakunya.
Mereka menjadi sembrono, tidak bertanggung jawab, dan impulsif, mengambil risiko yang tidak hanya berdampak pada diri mereka sendiri tetapi juga pada kehidupan orang lain akibat keputusan yang tidak dipikirkan matang.
Baca Juga: Sindrom Kessler Bisa Paksa Kita Hidup Tanpa Internet pada Masa Depan?
KOMENTAR