Nationalgeographic.co.id—Di sosial media, beredar salah satu tren kesehatan yakni menempelkan selotip di mulut saat tidur. Banyak yang mengatakan bahwa cara ini memiliki manfaat kesehatan, termasuk kualitas tidur yang lebih baik, mengatasi dengkuran, kesehatan mulut yang lebih baik, dan lainnya. Namun, benarkah cara tersebut aman?
Para peneliti di Western University di Kanada baru-baru ini meninjau 10 studi yang diterbitkan sebelumnya yang meneliti penggunaan plester mulut sejak tahun 1999. Makalah yang mereka hasilkan, yang diterbitkan pada tanggal 21 Mei 2025 di PLOS One, memaparkan hal yang mengejutkan untuk jangan pernah mencoba menggunakan plester mulut di rumah tanpa berkonsultasi dengan profesional medis yang sebenarnya.
Ada banyak alasan mengapa ada orang yang mungkin tanpa sengaja beralih dari bernapas melalui hidung menjadi bernapas melalui mulut saat tidur.
Misalnya saja, hidung tersumbat akibat pilek atau alergi sering kali cukup untuk membuat saluran hidung tersumbat, sementara septum hidung yang menyimpang jika disertai dengan faktor kesehatan lainnya dapat menyebabkan obstructive sleep apnea (OSA) atau henti napas saat tidur akibat sumbatan.
Untuk mengatasi masalah tersebut dan memperoleh kelegaan dalam bernapas saat tidur, sering kali hal itu datang dari kombinasi pengobatan, olahraga, diet, atau perangkat medis seperti mesin CPAP, bergantung pada masing-masing individu.
Namun, di berbagai media sosial, beredar konten yang menyarankan untuk menutup mulut sebelum tidur sebagai solusi cepat dan mudah. Logika yang digunakan adalah jika sistem pernapasan Anda tidak lagi mengandalkan mulut (dengan cara ditutup dengan selotip), sistem tersebut akan beralih ke hidung sebagaimana mestinya.
Namun, segala sesuatunya tidak berjalan demikian.
"Penutup mulut merupakan praktik kontemporer yang sering didukung oleh para selebriti, tetapi belum tentu akurat secara ilmiah," jelas penulis studi. "Banyak orang tidak cocok untuk menutup mulut, dan dalam beberapa kasus dapat menimbulkan risiko bahaya kesehatan yang serius."
Bahaya menutup mulut saat tidur
Untuk memperkuat temuan mereka, para peneliti meninjau 10 studi tentang kemanjuran penutup mulut yang secara kolektif melibatkan sekelompok 213 pasien, dilansir laman Popular Science.
Dari 10 penelitian tersebut, hanya dua yang menunjukkan bahwa sebagian kecil orang dengan apnea obstruktif ringan mungkin melihat "sedikit perbaikan" dalam tidur mereka.
Baca Juga: Mengapa Sebaiknya Kita Tidur Miring? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR