Spesiesiasi
Dinosaurus mengembangkan spesies baru dengan kecepatan yang luar biasa. Penanggalan radioaktif memungkinkan penanggalan batuan yang mengandung fosil dinosaurus. Metode itu digunakan untuk memperkirakan berapa lama spesies dinosaurus bertahan hidup.
Batuan yang membentuk Formasi Hell Creek di Montana, misalnya, diendapkan selama sekitar 2 juta tahun. Di dasar strata ini, kita memiliki satu spesies - Triceratops horridus. Dan di atas, kita memiliki Triceratops prorsus kedua yang berevolusi dari yang pertama.
Hal ini menyiratkan bahwa suatu spesies bertahan hidup selama satu juta tahun atau kurang. Studi tentang formasi lain, dan dinosaurus bertanduk lainnya, cenderung menunjukkan bahwa spesies lain juga berumur pendek. Di tanah tandus Taman Dinosaurus di Kanada, kita dapat menemukan fosil yang menunjukkan tiga kelompok dinosaurus yang berbeda.
Yang pertama digantikan oleh yang kedua, yang kedua oleh yang ketiga - berevolusi dalam 2 juta tahun. Dinosaurus berevolusi dengan cepat, didorong oleh pergeseran di lautan, iklim, dan benua di planet ini. Dan juga oleh evolusi dinosaurus lainnya. Dan jika tidak, mereka punah.
Kita tidak akan pernah tahu persis berapa banyak dinosaurus yang ada. Sangat jarang hewan yang menjadi fosil dan terawetkan sehingga puluhan ribu spesies, mungkin ratusan ribu, mungkin hilang dari pandangan kita selamanya.
Namun, hal yang luar biasa adalah bahwa laju penemuan dinosaurus justru meningkat selama bertahun-tahun. Sebagian besar spesies yang pernah hidup telah punah, tetapi kita masih memiliki ribuan spesies yang belum ditemukan.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR