Nationalgeographic.co.id—Tyrannosaurus rex dan Giganotosaurus carolinii merupakan dua dinosaurus predator terbesar yang bergigi besar dan bertubuh besar. T. rex hidup pada periode Cretaceous akhir, sekitar 68 juta tahun yang lalu di Amerika Utara. Sementara Giganotosaurus hidup pada periode Cretaceous awal, sekitar 99 juta tahun yang lalu di Amerika Selatan. Jadi, keduanya hidup di benua yang berbeda dan terpaut jutaan tahun.
Namun, membayangkan dua dinosaurus ini saling berhadapan dan bertarung mungkin akan menjadi hal yang menarik. Lantas, jika kedua dinosaurus predator ini bertarung, siapa yang akan menjadi pemenangnya?
Kedua dinosaurus ini menjadi predator puncak dalam memburu mangsa mereka. T. rex diperkirakan telah memangsa Triceratops berlapis baja dan dinosaurus berparuh bebek berotak besar, sementara Giganotosaurus mungkin memangsa hewan darat terbesar yang pernah ada: dinosaurus sauropoda berleher panjang, yang mungkin berukuran 10 kali lebih besar dari predator tersebut.
Menurut Thomas Holtz, dosen utama paleontologi vertebrata di Maryland University, membandingkan T. rex dan Giganotosaurus akan menyoroti perbedaan di antara keduanya. Eksperimen pemikiran semacam ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana makhluk-makhluk ini mengikuti jalur evolusi mereka sendiri untuk menjadi predator yang unik dan sangat sukses.
Beberapa karakteristik yang berbeda tersebut mungkin menguntungkan dalam pertarungan. Namun dalam pertarungan satu lawan satu, tidak mungkin ada juara yang jelas dan yang kalah, kata Kat Schroeder, seorang paleomakroekolog dan rekan peneliti pascadoktoral di Yale University.
Schroeder mengatakan, "Mereka bukan jet temput. Anda tidak bisa mengatakan bahwa yang ini memiliki kecepatan tertinggi. Mereka adalah hewan. Dan mereka adalah hewan yang hidup terpisah 30 juta tahun di benua yang berbeda. Mereka dipisahkan oleh evolusi 150 juta tahun [sejak nenek moyang terakhir mereka]."
Sementara itu, Holtz mengatakan, "Keduanya adalah predator besar yang beradaptasi untuk membunuh mangsa yang sangat besar. Jika salah satu dari mereka berhasil menggigit yang lain terlebih dahulu, mereka mungkin akan menang."
Kekuatan gigitan T. rex vs. Giganotosaurus
Menurut Schroeder, T. rex dan Giganotosaurus dapat digambarkan sebagai "theropoda pemburu kepala". Keduanya memiliki lengan kecil mungil dan kepala raksasa. Jadi, mereka mungkin tidak akan menarik dan mencakar satu sama lain.
Menendang juga tidak boleh dilakukan, karena kaki mereka mungkin terlalu berat untuk digunakan dalam perkelahian. Jadi, hanya ada satu pilihan yang tersisa yaitu dengan gigi mereka. "Pada dasarnya, mereka akan berjalan mendekati satu sama lain dan mencoba untuk saling mencengkeram dengan mulut raksasa mereka," kata Schroeder.
Gigitan kedua predator ini sama-sama ganas dengan cara yang berbeda. T. rex dapat memberikan gigitan yang sangat menghancurkan tengkorak, sementara gigitan Giganotosaurus menggunakan gigi tajam seperti pisau untuk mencabik daging mangsanya.
Baca Juga: 8 Dinosaurus Terbesar di Dunia, Siapa yang Paling Layak Dijuluki 'Titanosaurus Asli'
Holtz mengatakan kekuatan gigitan T. rex hampir tidak masuk akal. Perkiraan terendah untuk kekuatan gigitan T. rex dewasa adalah sekitar 34,5 kilonewton, yang berarti dua kali lebih kuat dari gigitan buaya air asin.
Beberapa adaptasi pada kepala T. rex memungkinkan terjadinya gigitan yang sangat kuat. Salah satunya, dinosaurus raksasa ini memiliki moncong yang panjang dan dalam, terdiri dari tulang rahang yang tebal, serta gigi yang tertanam sangat dalam.
Jika dilihat dari atas gusi, gigi T. rex dan Giganotosaurus mungkin tampak seukuran. Namun menurut Holtz, akar gigi T. rex dua kali lebih panjang dari akar gigi Giganotosaurus, yang total panjangnya bisa mencapai sekitar 20 cm. Gigi T. rex terbesar yang diketahui bisa mencapai 30 cm dan memiliki bentuk bulat dan tebal, dirancang untuk menghantam dengan keras.
Moncong T. rex juga terdiri dari tulang-tulang yang agak lentur. Hal ini justru menjadi keunggulan saat menggigit dengan kekuatan besar. "Sedikit kelenturan memungkinkan T. rex menggigit dengan sangat kuat tanpa merusak wajahnya sendiri," jelas Schroeder.
Di sisi lain, Giganotosaurus memiliki gigitan yang lebih tajam di bagian depan mulutnya, dengan moncong yang panjang dan ramping. Giginya yang tajam seperti pisau lebih cocok untuk memotong daripada mengunyah. Gigi-gigi Giganotosaurus mampu mengiris daging dengan mudah dan kemungkinan besar bisa menyebabkan kerusakan besar hanya dengan gigitan kecil.
Namun, kedua dinosaurus ini kemungkinan besar tidak akan sekadar menggigit satu sama lain, bahkan jika mereka terjebak di dalam kandang. Ukuran tubuh dan kelincahan mereka juga akan berperan penting dalam pertarungan itu.
Kelincahan T. rex vs. Giganotosaurus
Giganotosaurus kemungkinan memiliki panjang sekitar 13 hingga 14 meter, sedangkan spesimen T. rex terbesar yang pernah ditemukan memiliki panjang hampir 12,8 meter. Keduanya memiliki tinggi sekitar 6,1 meter, dan Giganotosaurus mungkin memiliki bobot beberapa ton lebih berat daripada T. rex. Namun, perkiraan massa maksimum keduanya sama-sama mencapai lebih dari 9 ton.
Holtz mengatakan, kecil kemungkinan perbedaan ukuran sekecil itu akan membuat satu dinosaurus unggul dibanding yang lain. Yang mungkin membuat T. rex unggul adalah distribusi berat dan kelincahannya.
Berat T. rex terpusat di bagian tengahnya, sementara Giganotosaurus lebih panjang dan seperti lempengan di sekujur tubuhnya. Holtz dan rekan-rekannya menghitung bahwa T. rex dapat memutar tubuhnya dan berputar di tempat dua kali lebih baik daripada dinosaurus lain dengan massa yang sama, sebagian berkat tulang pinggul dan otot yang besar. Tulang pergelangan kaki T. rex yang berbentuk piramida mungkin juga menawarkan stabilitas yang lebih baik untuk bermanuver daripada pergelangan kaki Giganotosaurus yang lebih kotak.
T. rex memiliki otak yang lebih besar daripada Giganotosaurus, mungkin karena harus berburu mangsa yang lebih cepat dan lincah. Otak Giganotosaurus berukuran setengahnya.
Baca Juga: Sains: Evolusi Buaya Sangat Beragam Bahkan Pernah Ada Buaya Herbivora!
Sementara itu, T. rex memiliki kedua matanya di bagian depan wajahnya, yang memberikan persepsi kedalaman yang lebih baik. Namun, mata Giganotosaurus, yang lebih ke samping, memberikan persepsi yang lebih baik di sekitar tubuh mereka. Giganotosaurus mungkin bisa menyerang T. rex secara diam-diam, dengan menancapkan taring depannya yang tajam ke sisi tubuh lawannya.
Siapa pemenangnya?
Dalam pertandingan kandang, T. rex memiliki beberapa adaptasi yang mungkin memberinya keunggulan atas Giganotosaurus.
Jika pertempuran terjadi di salah satu habitat asli makhluk itu, bukan di lingkungan netral, itu akan menambah dimensi lain, kata Schroeder. Di wilayah kekuasaan Giganotosaurus, misalnya, T. rex mungkin berjuang melawan panas dan kekeringan di gurun yang kini merupakan Argentina.
Lingkungan ini, dan mangsa yang hidup di sana, membentuk bagaimana dinosaurus ini berevolusi. Selama masa Giganotosaurus, lingkungan berubah secara dramatis dengan munculnya berbagai tanaman berbunga. Namun, pada saat T. rex muncul, lingkungan jauh lebih stabil.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Popular Science |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR