Saat fotosintesis laut berlangsung, mikroba dan tanaman yang membentuk dasar rantai makanan membusuk, mikroba lain dengan cepat mengonsumsi oksigen dan menyisakan sedikit oksigen untuk organisme yang lebih besar. Ketika akhirnya oksigen tidak ada, mikroba mengonsumsi sulfat yang kemudian mengeluarkan racun, berbau hidrogen sulfida, atau H2S, menciptakan kondisi yang lebih ekstrem yang disebut euxinia. Kondisi ini ditopang oleh pelepasan nutrisi selama dekomposisi, mendorong produksi lebih banyak bahan organik yang membantu mempertahankan siklus beracun dan bau ini.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa seluruh lautan tidak euxinic. Kondisi ini dimulai di bagian kolom air yang lebih dalam. Ketika suhu meningkat, zona euxinic menjadi lebih besar, lebih beracun, dan naik ke kolom air ke lingkungan rak tempat sebagian besar hewan laut hidup, lalu meracuni mereka." kata Hülse.
Zona euxinic yang meluas ini dapat dideteksi oleh para peneliti melalui tanda kimia dalam sampel sedimen.
Penipisan oksigen adalah masalah yang terus berlanjut hingga saat ini dan pasti akan bertambah buruk di bawah perubahan iklim di masa depan. Perairan Euxinic dapat ditemukan di tempat-tempat seperti Saluran Dominguez sepanjang 16 mil di Los Angeles County, di mana kebakaran gudang September 2021 melepaskan etanol. Etanol membunuh vegetasi di saluran, yang membusuk dan dikonsumsi oleh mikroba. Mereka kemudian menghasilkan hidrogen sulfida pada tingkat beracun. Ribuan orang yang bernapas di sungai yang berbau busuk itu melaporkan mengalami muntah, diare, insomnia, pusing, sakit kepala, bersin, dan gejala lainnya.
Baca Juga: Bakteri Pemakan 'Kotoran' Berpotensi Selamatkan Karya Seni Terkenal
Pelajaran dari dunia kuno ini mungkin sangatlah penting untuk dapat memahami proses yang menantang lautan dan saluran air modern kita.
"Akan menjadi spekulatif untuk menempatkan peristiwa kepunahan massal kuno di planet saat ini," ujar Hülse.
"Namun, penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa respons laut terhadap konsentrasi karbon dioksida yang lebih tinggi di atmosfer mungkin diremehkan." pungkasnya.
Baca Juga: Bisakah Mikroba Berkomunikasi dengan Spesies Asing Seperti Alien?
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR