Putri Merak
Bebas dari rutinitas belajar di kelas, Yang Liping mulai membuat bahasa fisiknya sendiri dengan menggunakan media tarian. Dia menggabungkan bahasa itu dengan kenangan akan kampung halamannya.
"Membuat seni adalah tentang menemukan gaya unik Anda, jadi saya menafsirkan ulang tarian merak tradisional dari kampung halaman saya dan menjadikannya sebagai kekhasan saya."
Baca juga: Kastel Good Hope, Mahakarya VOC di Benua Hitam
Yang Liping pertama kali mempresentasikan tarian Spirit of the Peacock-nya ke khalayak pada tahun 1986, dan tahun berikutnya dia diminta untuk tampil di stasiun TV Central di China pada acara Gala malam Tahun Baru yang disiarkan di seluruh negeri.
Orang-orang mulai memanggilnya dengan panggilan kesayangan ‘Putri Merak’.
Menurut Yang Liping alam menjadi semakin penting bagi keahliannya.
"Saya mengikuti angin bertiup untuk mempelajari irama, dan kemudian melihat awan yang berarak untuk belajar bagaimana mengayunkan tubuh kita, dan melihat burung merak yang indah untuk belajar mengepakkan lengan kita sebagai sayap.
"Saya belajar dari sekolah kehidupan - dari gerakan semut kecil dan menemukan inspirasi menari saya dari capung."
Namun demikian, karya terbaru Yang Liping, difokuskan pada pengamatannya terhadap masyarakat modern.
Lakon 'Under Siege'
Under Siege didasarkan pada sebuah cerita dari sejarah kuno China: The Chu-Han Contention - sebuah perang antara dua negara yang bersaing untuk mendapatkan dominasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR