Beliau menambahkan bahwa pengobatan terkontrol dengan zat ini tidak mengubah tekanan darah dan tidak menyebabkan pengurangan atau penambahan berat badan.
Meski begitu, para peneliti menekankan bahwa kafein dapat menjadi alat terapi untuk jenis gejala ini. Akan tetapi hasil untuk gejala karakteristik ADHD lainnya, seperti hiperaktif dan impulsif, masih belum jelas.
“Hasilnya sangat positif, tetapi kita harus lebih berhati-hati saat meresepkan perawatan medis berbasis kafein untuk gejala ini. Dalam diagnosis di mana masalahnya murni atensi, kafein mungkin merupakan terapi yang tepat, tetapi jika ada gejala hiperaktif atau impulsif, kita harus lebih berhati-hati,” ujar sang peneliti studi.
Para penulis studi ini menyimpulkan bahwa hasil penelitian mereka memperkuat hipotesis bahwa efek kognitif kafein yang ditemukan pada model hewan dapat diterjemahkan dan diterapkan dalam pengobatan ADHD pada manusia. Terutama pada usia muda seperti remaja.
Sementara itu, Javier Vázquez menuturkan bahwa ia dan tim tidak menentang pengobatan untuk ADHD. Pihaknya terbuka untuk menyelidiki semua alternatif yang memungkinkan untuk memperbaiki jenis gangguan ini.
Source | : | CDC,SciTechDaily |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR