Nationalgeographic.co.id—Saat kucing akan menerkam mangsanya, maka mereka akan menggoyangkan buntutnya dan menurunkan kepalanya. Mereka mengendap-endap dan menerkam mangsanya dengan loncatan singkat. Tapi sebenarnya, mengapa kucing harus mengendap dan menggoyangkan buntutnya sebelum menerkam?
Perilaku ini telah dibuktikan oleh banyak pemilik hewan peliharaan. Ketika kucing mereka bersiap untuk menerkam, kucing menggoyangkan buntutnya terlebih dahulu dan itu tampaknya menjadi perilaku alami bagi kucing.
Serangan goyangan buntut ini berlangsung hanya beberapa saat ketika kucing berjongkok rendah atau mengendap-endap dan menggoyangkan buntutnya sebelum meluncurkan dirinya atau melompat ke sasarannya, yang terkadang itu adalah kaki Anda di bawah selimut.
Belum ada penelitian formal tentang perilaku aneh ini, tetapi seorang ilmuwan yang mempelajari pergerakan hewan mengatakan dia memiliki beberapa gagasan tentang mengapa kucing melakukan gerakan seperti twerk sebelum penyergapannya.
Twerk adalah istilah untuk menyebut tarian mengikuti musik populer dengan cara yang provokatif secara seksual. Tarian itu melibatkan gerakan pinggul yang melibatkan gerakan pinggul dan posisi jongkok yang lebihrendah.
"Jawaban singkatnya adalah sains tidak tahu; sepengetahuan saya, goyangan buntut belum dipelajari dalam konteks eksperimental," kata John Hutchinson, seorang profesor biomekanik evolusioner di Royal Veterinary College di London.
Menurut Hutchinson, goyangan buntut dapat membantu menekan kaki belakang ke tanah untuk memberi kucing tambahan gesekan (traksi) untuk mendorong mereka maju dalam serangan lebih cepat.
"Mungkin (perilaku tersebut) juga memiliki peran sensorik untuk mempersiapkan penglihatan, proprioception (kesadaran akan posisi dan gerakan seseorang) dan otot, dan seluruh kucing, untuk perintah saraf cepat yang diperlukan untuk menerkam," catat Hutchinson.
Goyangan buntut juga bisa memberi kucing semacam pemanasan aerobik. Membuat kucing menjadi lebih siap untuk melakukan terkaman.
"Itu mungkin sedikit meregangkan otot dan itu mungkin membantu menerkam," kata Hutchinson kepada Live Science.
"Dan kita tidak bisa mengecualikan bahwa itu hanya menyenangkan untuk kucing; mereka melakukannya karena mereka senang dengan sensasi perburuan (dan) berhasil menangkap mangsa."
Perilaku tersebut sepertinya memang menyenangkan bagi kucing, dan bahkan setelah mereka menangkap mangsanya, kucing malah tidak terlalu tertarik untuk memakan mangsanya.
Kucing juga punya kecenderungan bermain-main dengan mangsanya. Bahkan setelah mangsanya mati. Setelah kucing puas, atau sampai buruannya tidak bergerak lagi, barulah kemudian kucing menaruhnya di depan pintu atau bahkan memberikannya kepada Anda.
Kucing peliharaan tidak sendirian dalam perilaku ini. Kucing liar, ya, bahkan makhluk buas seperti singa, harimau, dan jaguar, juga menggoyangkan buntut mereka sebelum menyerang (semoga bukan kakimu).
Namun tidak seperti singa dan harimau, kucing rumahan telah dijinakkan selama sekitar 10.000 tahun. Jadi, waktunya sudah matang untuk mengungkap misteri yang menggelikan ini.
"Eksperimen yang ideal akan membuat kucing menerkam dengan dan tanpa goyangan buntut, sehingga para ilmuwan dapat menentukan apa efek goyangan (atau kekurangannya) terhadap kinerja menerkam mereka," kata Hutchinson.
Memang, Hutchinson memiliki banyak hal dalam catatannya, tetapi dia bercanda bahwa "itu harus dilakukan, entah bagaimana. Saya akan mengumpulkan beberapa ilmuwan, dan beberapa kucing yang ramah, pada waktunya."
Domestikasi Kucing
Kita juga sepertinya perlu melihat lebih jauh ke belakang, saat kucing telah didomestikasi kucing selama ribuan tahun.
Kucing liar pertama yang didomestikasi mungkin sekitar 8.000 tahun yang lalu di Mesir dan wilayah sekitarnya, menurut sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution.
Kucing-kucing ini adalah anggota spesies Felis silvestris lybica, juga dikenal sebagai kucing liar Afrika. Mereka tertarik ke kota oleh tikus yang mereka buru untuk dimakan.
Manusia, pada gilirannya, memelihara kucing-kucing ini karena mereka mengendalikan populasi hewan pengerat penyebar penyakit dan pemakan biji-bijian.
Dalam masyarakat tertentu, seperti Mesir kuno dan Tiongkok, sahabat kucing ini dianggap beruntung atau bahkan dihormati. Tapi, meski kita telah hidup bersama teman kucing kita selama ribuan tahun, "domestikasi kucing 'sejati' dapat ditelusuri kembali ke sekitar 200 tahun yang lalu.
Baca Juga: Jika Ingin Menarik Perhatian Wanita, Jangan Berfoto dengan Kucing!
Baca Juga: Dunia Hewan: Bukan Tanpa Sebab, Ini Alasan Kucing Pilih-Pilih Makanan
Baca Juga: Dunia Hewan: Terlalu Dekat dengan Kucing Membuat Seseorang Jadi Aneh
Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Kucing Suka Berlarian Tanpa Alasan yang Jelas?
Martina Cecchetti, mengatakan, dalam konteks ini, domestikasi "sejati" berarti dibiakkan secara selektif dan itu dilakukan sengaja oleh manusia, bukan sekadar hidup bersama dengan spesies kita tapi juga untuk tujuan yang lebih beragam.
Cecchetti adalah seorang ilmuwan konservasi yang mempelajari perilaku kucing di University of Exeter di Inggris.
Karena mereka baru saja dijinakkan, kucing mempertahankan banyak naluri yang diturunkan dari nenek moyang liar mereka. Mereka berburu mangsa kecil sepanjang hari, menurut sebuah studi tahun 2006 di The Journal of Nutrition.
Sisa-sisa evolusi ini mendorong seekor kucing "untuk menangkap mangsa bahkan jika ia tidak lapar," kata Cecchetti.
Terlebih lagi, naluri bermain kucing, seperti memukul, menerkam, dan mencakar dengan cakar, berasal dari perilaku berburu.
Kucing liar sering bermain dengan mangsanya untuk membuatnya lelah sebelum memakannya, yang mengurangi risiko cedera pada kucing. Pada gilirannya, sepertinya kucing hanya senang melakukannya.
Source | : | Live Science,Nature Ecology & Evolution,The Journal of Nutrition |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR