Selain gencar dilakukan kota dan kabupaten peserta Gerakan Menuju Smart City, Semuel Abrijani Pangerapan mengaku, Kemenkominfo juga terus berupaya untuk memeratakan konsep kota cerdas.
Harapannya, digitalisasi yang merata ini dapat menekan risiko kecemburuan sosial antardaerah.
“Kemenkominfo terus mendampingi seluruh kota dan kabupaten agar bisa bertransformasi secara merata. Dengan begitu, masyarakat bisa tetap betah hidup di daerah tersebut karena dirasa lebih sejahtera dan bahagia,” ungkap Semuel.
Contoh nyata relevansi kota cerdas dan Indonesia Emas 2045 tercermin dari Kota Surabaya. Seperti diungkap Wali Kota Surabaya, Edi Cahyadi, pendekatan kota cerdas digunakan untuk menciptakan transparansi data dan proses di pemerintahannya.
“Bahkan Ketua RT tahu berapa jumlah keluarga miskin, berapa jumlah anak sekolah, berapa anak yang ikut sinau bareng, dan data lainnya,” ungkap Wali Kota Surabaya, Edi Cahyadi.
Keterbukaan data ini meningkatkan kepercayaan publik atas kinerja pemerintahan, sehingga muncul bibit kolaborasi yang krusial dalam mewujudkan kehidupan kota yang sehat.
Sementara Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menyebut pendekatan smart branding berhasil meningkatkan kunjungan wisata ke wilayahnya.
“Tahun ini kami proyeksikan ada sekitar 2,7 juta wisatawan yang mengunjungi wilayah kami,” ungkap Sunaryanta.
Satu hal yang menarik, kata Sunaryanta, peningkatan jumlah obyek wisata dan pemasarannya sebagian besar terjadi secara organik memanfaatkan ekosistem digital yang sudah ada.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pun secara gigih mendorong peningkatan literasi warganya. Setiap ada kegiatan masyarakat, seperti KKN atau riset, ada tiga topik utama yang diprioritaskan, yaitu bahasa Inggris, fisika, dan matematika.
“Karena ketiga ini adalah dasar dalam menyambut perubahan di masa mendatang,” ungkap Sunaryanta.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta, Henny Emma, menyebut tiga prinsip utama dalam mewujudkan kota cerdas di wilayahnya, yaitu policy, service, dan bureaucracy.
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.