Berbeda dengan predator lain yang menggigit mangsanya dalam potongan besar, Mosasaurus menggunakan teknik menusuk dan menelan mangsanya secara utuh.
Menu mereka kemungkinan besar terdiri dari ikan, penyu, amonit, serta mosasaurus dan plesiosaurus yang lebih kecil. Menariknya, amonit yang memiliki diameter mulai dari beberapa inci hingga 1,4 meter, bisa menjadi sumber makanan utama Mosasaurus.
Sebagai reptil, Mosasaurus membutuhkan udara untuk bernapas. Artinya, mereka perlu sesekali muncul ke permukaan untuk mengisi paru-paru mereka dengan oksigen.
Kaki Mosasaurus telah berevolusi menjadi seperti dayung, dengan kulit yang menyatukan tulang jari tangan dan kaki. Bentuk tubuhnya yang ramping dengan ekor panjang dan kuat membantu mereka berenang dengan gerakan berkelok-kelok.
Kakinya lebih berperan untuk manuver dan keseimbangan, bukan sebagai penggerak utama.
Megalodon, hiu raksasa yang hidup jutaan tahun lalu, terkenal dengan rahangnya yang luar biasa besar dan gigi-giginya yang tajam seperti pisau.
Rahang ini, dengan panjang mencapai 2,1 meter, dilengkapi dengan 5 baris berisi sekitar 276 gigi. Gigi-gigi ini dirancang khusus untuk merobek dan mencengkeram mangsa yang kuat, menjadikannya predator puncak di lautan pada masanya.
Sayangnya, karena kerangka hiu umumnya terbuat dari tulang rawan yang tidak mudah terawetkan, para paleontolog hanya memiliki sedikit bukti fosil untuk mempelajari Megalodon.
Rahang dan beberapa jejak fosil lainnya menjadi sumber informasi utama untuk membangun hipotesis tentang hiu raksasa ini.
Berdasarkan bentuk rahang dan gigi-giginya, para ilmuwan menduga bahwa Megalodon memiliki tubuh yang mirip dengan hiu putih raksasa, namun dengan kekuatan dan kemampuan yang jauh lebih besar.
Baca Juga: Mungkinkah Megalodon Masih Hidup dan 'Bersembunyi' di Palung Mariana?
KOMENTAR