Perubahan besar terjadi pada awal abad ke-20. Setelah Perang Dunia I, Kesultanan Utsmaniyah runtuh dan digantikan oleh Republik Turki pada tahun 1923. Dalam upaya membangun identitas nasional yang baru, pemerintah Turki melakukan berbagai reformasi, salah satunya adalah menyederhanakan dan membakukan bahasa Turki.
Pada tahun 1930, sebuah keputusan penting diambil. Layanan pos Turki secara resmi menetapkan "Istanbul" sebagai nama resmi kota yang sebelumnya dikenal sebagai Konstantinopel.
Keputusan ini kemudian diikuti oleh lembaga-lembaga lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, misalnya, mulai menggunakan nama "Istanbul" dalam komunikasi resmi mereka.
Merujuk pada uraian panjang di atas, maka dapat dikatakan bahwa menentukan tanggal pasti kapan Konstantinopel benar-benar berubah menjadi Istanbul adalah hal yang sulit.
Proses perubahan nama ini berlangsung secara bertahap dan melibatkan pergeseran penggunaan bahasa dalam masyarakat. Penggunaan "Istanbul" dan variasi-variasinya telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat selama berabad-abad sebelum akhirnya diresmikan secara resmi.
Jejak sejarah panjang Istanbul dengan banyak nama tetap hidup dalam struktur budaya kota saat ini, kata Herzog. "Sebagai ibu kota sebuah kerajaan yang mencakup tiga benua selama berabad-abad, ada banyak kelompok orang yang tinggal di sana."
KOMENTAR