Nationalgeographic.co.id—Varuna adalah salah satu dewa tertua dalam mitologi Hindu, yang dikenal sebagai penguasa langit, lautan, dan air. Meskipun perannya dalam agama Hindu modern tidak begitu menonjol, Varuna memiliki sejarah yang kaya dalam tradisi Hindu kuno.
Pada masa ketika agama Hindu masih bersifat panteistik, Varuna dianggap sebagai salah satu dewa paling kuat. Orang-orang berdoa kepadanya untuk meminta hujan dan cuaca baik, yang sangat penting bagi kehidupan pertanian dan pedesaan.
Dalam mitologi awal Hindu, ia memiliki banyak tanggung jawab, termasuk memimpin langit dan mengawasi lautan surgawi yang mengelilingi Bumi. Selain itu, Varuna juga dianggap sebagai dewa keadilan (rta) dan kebenaran (satya), yang menunjukkan perannya sebagai penjaga hukum dan moralitas.
Dalam tradisi Weda awal, Varuna digambarkan sebagai pemimpin para Aditya, sekelompok dewa yang baik hati. Ia termasuk dalam kategori Asura yang awalnya tidak memiliki konotasi negatif seperti dalam mitologi Hindu berikutnya.
Namun, seiring waktu, peran para Asura merosot ketika dewa-dewa seperti Indra dan Rudra menjadi lebih dominan dalam jajaran dewa Hindu.
Meskipun pengaruhnya memudar, Varuna tetap dihormati dalam berbagai ritual dan doa hingga saat ini. Peran ambivalennya—kadang sebagai dewa yang penuh belas kasihan dan kadang sebagai penghakim yang tegas—membuatnya menjadi sosok yang kompleks dalam mitologi Hindu.
Hubungan dengan Dewa Langit lainnya
"Para cendekiawan percaya bahwa Varuna memiliki kesamaan dengan Uranus dalam mitologi Yunani, yang juga merupakan dewa langit malam," ungkap Rittika Dhar dalam Varuna: Hindu God of Sky and Water sebagaimana dimuat pada laman History Cooperative.
"Nama mereka terdengar mirip, dan keduanya memiliki hubungan dengan langit dan ruang kosmis, yang oleh beberapa ahli dihubungkan dengan Bima Sakti."
"Ada juga kemungkinan bahwa Varuna dihubungkan dengan Ahura Mazda, Dewa Tertinggi dalam kepercayaan kuno Iran," kata Rittika.
Dalam mitologi Slavia, dewa langit, badai, dan hujan bernama Perun juga menunjukkan kesamaan. Bahkan dalam prasasti Turki kuno, ada penyebutan dewa langit bernama Urvana.
Baca Juga: Kisah Aeolus sang Penguasa dan Penjinak Angin Mitologis dari Yunani Kuno
Hubungan ini menunjukkan bahwa Varuna mungkin merupakan bagian dari warisan mitologis Proto-Indo-Eropa yang diadaptasi ke berbagai budaya sepanjang sejarah manusia.
Asal usul Varuna
Dalam mitologi India, Varuna adalah putra dewi Aditi, dewi keabadian, dan Resi Kashyapa. Di antara para Aditya, putra-putra Aditi, Varuna menonjol dan awalnya dikaitkan dengan matahari, karena 'Aditya' dalam bahasa Sansekerta berarti 'matahari'.
Namun, Varuna lebih sering dihubungkan dengan sisi gelap matahari dan akhirnya berkembang menjadi dewa langit malam.
Dalam kepercayaan Hindu dan tradisi Weda sebelumnya, dunia terdiri dari beberapa alam yang tumpang tindih dengan dunia fana tempat manusia hidup.
Varuna tinggal di alam tertinggi yang disebut sukha, yang berarti 'kebahagiaan'. Di sana, ia tinggal di rumah emas dengan seribu tiang dan mengawasi keadilan bagi umat manusia dari langit.
Sebagai dewa hukum moral, Varuna bertugas menghukum mereka yang berbuat kejahatan tanpa penyesalan dan memaafkan orang yang tulus menyesali kesalahan mereka. Teks-teks Weda juga menghubungkan Varuna dengan sungai dan lautan, menegaskan perannya sebagai penguasa air.
Etimologi Varuna
Nama 'Varuna' kemungkinan berasal dari akar kata Sansekerta 'vr,' yang berarti 'menutupi,' 'mengelilingi,' atau 'mengikat.'
Akhiran 'una' membuat maknanya menjadi 'dia yang mengelilingi' atau 'dia yang mengikat.' Ini mengacu pada lautan surgawi yang mengelilingi dunia dan diperintah oleh Varuna. Interpretasi lain menyatakan bahwa 'mengikat' juga mencerminkan peran Varuna sebagai penegak hukum universal dan moral.
Baca Juga: Alasan Kaisar Romawi Nero Membangun Domus Aurea setelah Kebakaran Roma
Beberapa cendekiawan juga mengaitkan Varuna dengan Uranus dalam mitologi Yunani, yang dikenal sebagai Ouranos.
Kedua nama tersebut mungkin memiliki akar yang sama dalam kata Proto-Indo-Eropa 'uer,' yang berarti 'mengikat.' Dalam mitologi India, Varuna mengikat manusia pada hukum moral, sementara Ouranos mengikat para Cyclops di dalam bumi (Gaia). Namun, banyak cendekiawan modern menolak teori ini.
Ikonografi, Simbolisme, dan Kekuatan
Dalam tradisi Weda, Varuna sering digambarkan dalam berbagai bentuk, tidak selalu dalam wujud manusia. Ia biasanya digambarkan sebagai sosok putih bercahaya yang duduk di atas makhluk mitologis bernama Makara.
Beberapa sumber menyebut Makara sebagai buaya atau makhluk mirip lumba-lumba, sementara yang lain menggambarkannya sebagai makhluk dengan kaki antelop dan ekor ikan.
Varuna sering digambarkan memiliki empat wajah yang menghadap ke empat arah, melambangkan pengawasannya terhadap dunia.
Ia juga memiliki beberapa lengan, masing-masing memegang simbol kekuasaannya. Salah satu tangannya memegang ular, sementara tangan lainnya menggenggam tali jerat, senjatanya yang melambangkan keadilan.
Objek lain yang sering muncul bersamanya meliputi keong, teratai, wadah permata, atau payung di atas kepalanya. Ia mengenakan baju zirah dan jubah emas, mencerminkan statusnya sebagai dewa agung dan pelindung hukum kosmis.
Varuna dalam Mitologi Hindu
Varuna kadang-kadang digambarkan bepergian dengan kereta perang yang ditarik oleh tujuh angsa. Utusannya adalah Hiranyapaksha, burung bersayap emas yang agung.
Baca Juga: Gunung dan Dewa Ourea Simbol Kekuatan Abadi Bumi Yunani Kuno
Beberapa teori menyatakan bahwa burung mistis ini mungkin terinspirasi oleh flamingo, dengan sayap cerah dan penampilan eksotisnya.
Varuna juga sering digambarkan duduk di singgasana berhias permata dengan istrinya, Varuni, di sisinya. Mereka biasanya dikelilingi oleh para dewa dan dewi sungai serta laut yang membentuk istana megah Varuna. Gambaran ini memperkuat hubungan Varuna dengan air dan pelayaran.
Sebagai dewa langit dan air, Varuna memiliki kekuasaan atas berbagai fenomena alam. Ia mampu mendatangkan hujan, mengendalikan cuaca, menyediakan air bersih, dan mengarahkan aliran sungai. Oleh karena itu, manusia telah memohon perlindungannya selama ribuan tahun.
Namun, kekuasaan Varuna tidak sesederhana dewa-dewa seperti Indra. Varuna sangat terkait dengan konsep maya, yang berarti 'ilusi' atau 'tipu daya.'
Hal ini tidak membuatnya menjadi dewa penipu, tetapi menunjukkan keterlibatannya dalam dunia sihir dan mistisisme.
Sifat misterius ini membuat Varuna menjadi sosok yang kompleks dan ambigu. Karena peran ini, Varuna kadang dikaitkan dengan dewa-dewa seperti Yama, dewa kematian, dan Rudra, dewa penyakit dan binatang buas.
Mereka bukanlah dewa yang sepenuhnya baik atau jahat, melainkan makhluk yang misterius dan menakutkan bagi manusia.
Varuna dalam Mitologi dan Sastra Hindu
Sebagai salah satu dewa utama dalam tradisi Weda, Varuna memiliki banyak himne yang didedikasikan untuknya dalam Rig Veda, kitab tertua dari empat Weda.
"Dalam konteks Hindu kuno, sulit memisahkan agama Weda dari mitologi karena kehidupan dan perbuatan para dewa sangat terkait dengan cara mereka disembah," ungkap Rittika.
Varuna juga muncul dalam dua epos besar India, Ramayana dan Mahabharata. Seperti halnya Iliad dan Odyssey, para cendekiawan masih memperdebatkan sejauh mana cerita-cerita dalam epos ini merupakan fakta sejarah atau sekadar mitos.
Sastra Hindu lainnya yang menyebutkan Varuna adalah buku tata bahasa Tamil kuno Tolkappiyam. Karya ini membagi suku Tamil kuno menjadi lima wilayah geografis yang masing-masing memiliki dewa pelindung.
Wilayah pantai disebut neithal, yang dihuni oleh para pedagang dan nelayan. "Dewa yang melindungi wilayah ini adalah Varunan, dewa laut dan hujan. Dalam bahasa Tamil, 'varuna' berarti air, melambangkan samudra yang luas," tegasnya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR