Nationalgeographic.co.id—Rabu (7/5/2025) dini hari waktu setempat, India melancarkan serangan dengan menembakkan rudal ke beberapa wilayah di Pakistan. Serangan tersebut menewaskan 3 warga sipil dan sedikitnya 12 orang mengalami luka-luka.
Penyerangan ini menyebabkan ketegangan di perbatasan India dan Pakistan kembali memanas. India menyebut serangan tersebut dilakukan sebagai upaya pembalasan atas aksi teror di Pahalgam, Jammu Kashmir, pada 22 April 2025.
Sebagai balasan atas serangan yang dilakukan India, Pakistan menembakkan artileri medan ke sejumlah sasaran di Jammu Kashmir. Pakistan mengklaim telah menghancurkan salah satu bagian dari markas brigade Angkatan Darat India yang ada di sana.
Serangan balasan Pakistan juga menyebabkan setidaknya lima jet tempur dan satu pesawat nirawak India ditembak jatuh di atas Jammu Kashmir.
Klaim Pakistan yang berhasil menembak jatuh jet tempur India ini tentu menjadi perhatian banyak orang mengingat India merupakan salah satu militer terkuat di dunia. Lantas, bagaimana kekuatan militer Pakistan jika dibandingkan dengan India?
Militer India
Saat ini, militer India merupakan angkatan darat terbesar keempat di dunia setelah Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.
Menurut tinjauan pertahanan global Global Firepower, India memiliki hampir 1,5 juta tentara aktif. India juga memiliki 1,1 juta tentara cadangan yang dapat direkrut dalam keadaan darurat, dan sebanyak 2,5 juta orang yang terorganisasi dalam unit paramiliter. Secara total, hal itu berarti India memiliki hingga 5 juta orang yang dapat bertempur dalam perang.
Tidak ada angka pasti tentang berapa banyak jumlah personel militer dan paramiliter yang ditempatkan di Kashmir. Diperkirakan 750.000 personel ditempatkan di wilayah India.
Mereka tidak hanya menjaga "Garis kontrol" (sebutan untuk perbatasan yang disengketakan antara India dan Pakistan), tetapi mereka juga menindak kelompok separatis di provinsi Jammu dan Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim.
Menurut laporan terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), India memiliki pengeluaran sangat besar untuk militernya. Tahun lalu, mereka menghabiskan sekitar 86 miliar dolar AS untuk pertahanan, lebih banyak dari sebelumnya dalam sejarah negara tersebut.
Baca Juga: Kenapa Pemisahan India dan Pakistan Masih Meninggalkan Luka Mendalam?
Dalam beberapa tahun terakhir, anggaran militer India terus meningkat dan saat ini kira-kira delapan kali lebih besar dari Pakistan yaitu 10,2 miliar dolar AS.
Menurut SIPRI, pada tahun 2024, India merupakan importir senjata terbesar kedua di dunia, tepat setelah Ukraina. Sebagian besar peralatan militernya berasal dari Rusia.
Pada bulan Maret, New Delhi dan Moskow menandatangani kontrak bernilai jutaan dolar AS untuk menyediakan mesin yang lebih kuat bagi India untuk tank tempur T72 — yang juga berasal dari Rusia.
Selain itu, perusahaan pertahanan India dan Rusia telah bekerja sama selama bertahun-tahun dalam penelitian, pengembangan, dan produksi sistem persenjataan.
Namun, proporsi impor senjata Rusia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. India semakin bergantung pada industri persenjataannya sendiri, tetapi juga membeli dari negara-negara Barat.
Prancis, misalnya, akan mengirimkan 26 jet tempur Rafale ke India pada tahun 2030, setelah sebelumnya telah menjual 36 jet jenis ini ke New Delhi pada tahun 2016. Namun sekarang, Amerika Serikat dan Israel juga termasuk di antara pemasok senjata terbesar negara itu.
Militer Pakistan
Sementara itu, Pakistan memiliki sekitar 650.000 orang yang saat ini bertugas di militer. Jumlah ini menjadikan Pakistan sebagai militer terbesar kedua belas di dunia.
Pakistan memiliki sekitar 550.000 tentara cadangan dan jumlah paramiliter yang sama besarnya. Secara total, Pakistan memiliki sekitar 1,7 juta tentara yang siap perang.
Di pihak Pakistan, disebutkan ada sekitar 150.000 tentara di wilayah tersebut serta berbagai kelompok militan. India menggambarkan mereka sebagai kelompok teroris dan menuduh Pakistan mendukung mereka. Namun, Pakistan membantah klaim ini.
Tidak seperti di India, militer selalu memainkan peran khusus dalam politik dan masyarakat di Pakistan. Sejak negara itu berdiri pada tahun 1947, telah terjadi beberapa kudeta militer.
Baca Juga: Perang India Pakistan: Prediksi, Skenario, dan Dampak Perang Nuklir yang Mungkin Terjadi
Hingga hari ini, kepemimpinan militer memegang pengaruh tidak langsung terhadap kebijakan luar negeri dan keamanan negara serta perubahan pemerintahan dan keputusan politik. Militer Pakistan sangat terlibat dalam ekonomi negara itu dan memiliki saham di banyak perusahaan.
SIPRI menempatkan Pakistan sebagai negara pengimpor senjata kelima tertinggi di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, Islamabad telah berinvestasi terutama pada angkatan udara dan angkatan lautnya.
Sebagian besar pasokan senjata berasal dari Tiongkok. Dalam empat tahun terakhir, Pakistan telah membeli 81% peralatan militernya dari Republik Rakyat.
Hubungan Tiongkok dengan India juga diketahui tegang, terutama karena berbagai konflik perbatasan (termasuk di Kashmir) tetapi Beijing tetap menjalin hubungan ekonomi yang erat dengan Pakistan.
Barang-barang Tiongkok memperoleh akses ke Samudra Hindia melalui Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC). Pelabuhan laut dalam Pakistan, Gwadar, yang juga digunakan oleh angkatan laut Tiongkok, terletak di ujung koridor tersebut.
Persenjataan nuklir India dan Pakistan
Dari segi jumlah dan teknologi, angkatan bersenjata konvensional India jelas lebih unggul daripada Pakistan. Namun, yang membuat konflik Kashmir dan potensi eskalasi berbahaya adalah bahwa India dan Pakistan merupakan negara berkekuatan nuklir. Menurut perkiraan SIPRI, masing-masing memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir.
Kedua negara berkomitmen untuk memelihara senjata nuklir guna memastikan pencegahan yang kredibel. India membuat komitmen sepihak pada tahun 1999 untuk menahan diri dari serangan nuklir terlebih dahulu.
Sementara itu, Pakistan tidak membuat pernyataan seperti itu mengingat statusnya yang secara konvensional lebih lemah dibandingkan India. Jika Pakistan dipaksa untuk bersikap defensif selama perang, setidaknya Pakistan tetap memiliki pilihan untuk menjadi yang pertama melancarkan serangan nuklir.
Dilansir laman DW, sejak pemisahan diri pada tahun 1947, India dan Pakistan telah berperang tiga kali, yang terakhir pada tahun 1999, ketika kedua negara bentrok dalam apa yang disebut konflik Kargil. Pada saat itu, kedua negara mampu mencegah eskalasi lebih lanjut setelah beberapa bulan. Namun sejak saat itu, kedua negara terus memperluas persenjataan nuklir mereka.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR