Delator diciptakan untuk melayani tujuan-tujuan kekuasaan yang sewenang-wenang. Maka tidak heran jika mereka mendapatkan bayaran yang besar. Seperti prospek kekayaan, status selebritas, bantuan Principatus, dan juga kekuasaan serta pengaruh.
“Kadang-kadang si penuduh bahkan dihadiahi hak kewarganegaraan, tempat di senat, atau bagian dari properti si tertuduh,” Walters mengungkapkan.
“Mereka bisa menghasilkan banyak uang, tetapi tentu saja tidak terlalu populer di kalangan warga,” tambah Waters.
Baca Juga: Mengintip Adanya Ritual Unik di Pemandian pada Masa Romawi Kuno
Baca Juga: Cato Muda, Musuh Abadi Caesar, Pemimpin Romawi Jujur di Era Korup
Baca Juga: Koin Romawi: Alat Pembayaran dan Propaganda Pemerintah Romawi
Baca Juga: Sandal Trendy Era Romawi yang Ditemukan di Jalur Es Norwegia
Para informan ini menerima jumlah uang yang tetap untuk setiap informasi. Atau persentase denda yang harus dibayar pelaku untuk kejahatan yang dilakukan. Warga kaya menjadi sasaran empuk para delator ini karena uang yang bisa dihasilkan darinya.
Nilai dan kebenaran gosip yang dikumpulkan oleh para informan ini diperdebatkan. Sering kali warga negara dihukum atas tuduhan palsu. Meski beberapa kejahatan tidak akan mendapatkan hukuman dalam dunia modern, lain halnya dengan masa Kekaisaran Romawi.
Sebagai contoh, kasus yang terjadi pada ksatria Caisu Lutorius Priscus. Ia dijatuhi hukuman mati setelah menulis puisi saat mabuk. Ksatria itu menulis puisi yang terkenal, meratapi kematian Germanicus, yang untuknya dia menerima hadiah uang dari Tiberius.
Ia kemudian ditangkap oleh seorang informan atas tuduhan membacakan kepada beberapa wanita berpangkat puisi lain yang dia buat ketika Drusus sakit. Dan jika Drusus meninggal, dia membual bahwa dia akan menerbitkan dengan penghargaan yang lebih besar. Bagi orang di dunia modern, ini bukan pelanggaran serius. Tapi setelah banyak diperdebatkan di senat, Priscus dibawa ke penjara dan langsung dihukum mati.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR