Reputasi orang Viking yang berpenampilan rapi berasal dari kisah-kisah Kristen. Mereka mengutuk perilaku tersebut karena menganggapnya sebagai sikap angkuh yang menggoda orang Kristen untuk meniru cara-cara pagan dan dengan demikian membuat marah Tuhan.
Pakaian pria bangsa Viking
Bangsa Viking mengenakan pakaian berlapis-lapis, dimulai dengan pakaian dalam dari linen. Pria (dan wanita) diperkirakan mengenakan kaus dalam dan mungkin celana pendek, tetapi ini lebih merupakan asumsi karena tidak ada bukti nyata untuk pakaian dalam.
Lapisan berikutnya adalah tunik selutut dan celana panjang. Tampaknya ada dua jenis pakaian ini, atasan dan bawahan yang longgar dan yang lebih pas di badan.
Ikat pinggang dikenakan di pinggang tempat pisau dan dompet terkadang digantung serta barang-barang pribadi lainnya, seperti jimat. Tunik dikenakan di atas ikat pinggang dan jatuh hingga pertengahan paha.
Masyarakat Skandinavia terbagi menjadi tiga kelas, yakni jarl (aristokrasi), karl (kelas bawah), dan thrall (budak). Pakaian yang dijelaskan di atas merupakan pakaian sehari-hari dasar bagi jarl atau karl.
Jarl kemudian akan melengkapinya dengan jubah, terkadang berlapis bulu atau bertepi sutra. Mantel, jaket, dan jubah terkadang disulam dengan benang emas atau perak.
Seorang karl mungkin mengenakan jaket wol di atas kemeja luar dan kedua kelas akan mengenakan beberapa bentuk perhiasan, paling sering kalung dan ban lengan, dan hiasan kepala, yang berfungsi untuk menjaga rambut mereka tetap di tempatnya.
Sementara itu, para budak hanya mengenakan tunik wol selutut yang dijepit di pinggang dengan ikat pinggang atau tali.
Untuk sepatu, ada dua jenis sepatu yakni bersol dan kulit. Sol dibuat dengan menjahit satu jenis kulit binatang ke sol yang lebih kasar, sedangkan sepatu kulit adalah satu bagian yang dijahit sendiri.
Sepatu kulit lebih seperti kaus kaki yang sangat tebal yang dikenakan dan diikat di atas mata kaki dengan tali. Sepatu bot biasanya merupakan sepatu bersol dan terbuat dari kulit sapi dan kulit rusa.
Baca Juga: Telusur Jejak Harald Hardrada:
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR