Nationalgeographic.co.id—Salah satu hal yang membuat dinosaurus terlihat menakutkan mungkin karena gigi-gigi raksasanya. Atau mungkin lidah dinosaurus seperti lidah T-rex yang digambarkan dalam film. Lidah mereka terlihat menakutkan sekaligus menjijikkan karena lidah itu basah dan bergerak-gerak menjulur.
Namun, penggambaran dinosaurus dalam film tak sepenuhnya benar. Para peneliti telah menemukan fakta yang berbeda. Sebenarnya, sebagian besar lidah dinosaurus, termasuk lidah T-rex, tidak dapat bergerak-gerak sama sekali.
Dalam sebuah penelitian tahun 2018, para peneliti membandingkan fosil tulang hyoid—tulang berbentuk tapal kuda yang menopang lidah dan mendukung saluran masuk ke paru-paru—dengan tulang serupa pada buaya dan burung, yang merupakan kerabat terdekat dinosaurus yang masih hidup, dilansir laman Popular Science.
Penelitian tersebut menemukan beberapa hasil yang tidak terduga, terutama, bahwa sebagian besar penggambaran lidah dinosaurus dalam budaya populer itu salah.
Untuk beberapa alasan, banyak gambaran menunjukkan dinosaurus memiliki lidah yang panjang seperti kadal. Hal ini mungkin karena Tyrannosaurus diterjemahkan menjadi "kadal tiran" dalam bahasa Yunani.
Namun penelitian ini mengungkapkan bahwa sebagian besar sebenarnya memiliki lidah yang mirip dengan buaya, datar dan menempel di dasar mulut.
"Hal mengejutkan yang kami temukan adalah bahwa sebagian besar tulang hyoid dinosaurus ternyata cukup biasa saja," kata Julia Clarke, seorang paleontolog dan salah satu penulis studi yang diterbitkan di PLOS One. "Bukti tersebut benar-benar menunjukkan bahwa sebagian besar dinosaurus hanya memiliki gerakan lidah yang sederhana dan terbatas."
Selain itu, menurut penelitian Clarke, masih banyak lagi hal yang dapat diceritakan oleh tulang lidah purba, seperti asal mula terbang. Tidak seperti tulang hyoid pendek dan sederhana yang terlihat pada dinosaurus seperti T-rex, para peneliti menemukan struktur yang jauh lebih kompleks pada pterosaurus—dinosaurus mirip burung, atau "kadal bersayap."
"Kami ingin tahu kapan evolusi lidah yang luar biasa ini (dari tulang menjadi struktur yang lebih kompleks) terjadi," kata Clarke. "Baru setelah munculnya kemampuan terbang pada vertebrata, kita mulai melihat makhluk-makhluk luar biasa dengan kemampuan menggerakkan lidah bertulang secara ekstrem."
Evolusi lidah dinosaurus
Lidah yang tampak polos pada burung yang berkicau memiliki tulang. Tulang hyoid burung masa kini memanjang dari bagian belakang tenggorokan hingga ke ujung lidah. Tulang fleksibel inilah yang memungkinkan burung menjulurkan lidahnya sepenuhnya.
Baca Juga: Bagaimana Fosil Dinosaurus Bisa Terbentuk? Sains Ungkap Faktanya
Burung kolibri memiliki tulang hyoid yang sangat panjang, bahkan melingkari tengkorak dan terletak di lubang hidung burung. Saat digunakan, lidah bertulang burung kolibri bisa memanjang hingga dua kali panjang paruhnya.
Melihat struktur yang sama pada pterosaurus, para peneliti mengatakan kemungkinan evolusi lidah bertulang dan kemampuan terbang saling terkait. Ketika lengan berevolusi menjadi sayap, dinosaurus terbang kehilangan kemampuan untuk menangkap mangsa.
Clarke mengatakan lidah canggih ini dapat berfungsi sebagai cara baru untuk mendapatkan makanan, fitur yang juga terlihat pada burung modern.
Lidah T-rex jelas tidak sebanding dengan lidah manusia, tetapi konstruksinya mirip, tidak terbuat dari tulang, melainkan jaringan dan otot tebal. Karena tulang hyoidnya pada dasarnya terdiri dari dua batang pendek yang terletak jauh di bagian belakang tenggorokan, lidahnya menempel di dasar mulut, sehingga tidak mungkin digerakkan bebas seperti lidah bertulang yang lentur pada burung.
Ada satu keanehan dalam penelitian yang tidak dapat dijelaskan Clarke. Dinosaurus berlapis baja (seperti stegosaurus atau ankylosaurus) juga memiliki tulang hyoid yang kompleks, meskipun mereka adalah hewan yang sangat berbeda dari dinosaurus bersayap.
Clarke mengatakan bahwa ia juga belum yakin apa fungsi lidah yang menempel pada T-rex, tetapi berdasarkan pengamatan terhadap buaya—yang memiliki tulang hyoid sederhana yang serupa—kemungkinan besar lidah itu berkaitan dengan cara mereka makan.
Lidah datar memang masuk akal bagi buaya, yang menelan mangsanya utuh-utuh—lidah panjang dan bertulang mungkin justru akan mengganggu proses itu. Atau mungkin saja lidah itu memang ditakdirkan menjadi landasan bagi burung-burung biru cerah yang biasa mematuki sisa-sisa daging dari sela gigi buaya.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR