Hud-hud melaporkan bahwa negeri ini diperintah oleh seorang wanita, yang "telah diberikan segala sesuatu, dan ia memiliki takhta yang besar".
Selain itu, hud-hud menemukan bahwa ratu dan rakyatnya "bersujud kepada matahari dan bukan kepada Allah, dan setan telah membuat perbuatan mereka, menyenangkan mereka, dan memalingkan mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk, / [dan] sehingga mereka tidak bersujud kepada Allah,".
Mendengar laporan ini, Sulaiman memerintahkan untuk menyampaikan surat kepada Ratu Syeba, yang isinya mengajak ratu untuk tunduk kepada Allah.
Sang ratu berkonsultasi dengan para penasihatnya mengenai jawaban yang harus ia kirimkan kepada Salomo dan mereka menjawab dengan mengatakan, "Kami adalah orang-orang yang kuat dan memiliki kekuatan militer yang besar, tetapi perintah ada di tangan Anda, jadi lihatlah apa yang akan Anda perintahkan."
Meskipun sang ratu sadar akan kekuatan militer kerajaannya, ia memilih pendekatan yang lebih diplomatis.
"Sesungguhnya para raja—ketika mereka memasuki sebuah kota, mereka menghancurkannya dan membuat orang-orang yang terhormat di kota itu menjadi rendah. Dan demikianlah yang mereka lakukan. / Tapi sesungguhnya, aku akan mengirimkan hadiah kepada mereka dan melihat dengan apa [balasan] yang akan dikembalikan oleh para utusan itu".
Hadiah yang dikirim oleh Ratu Syeba ke Yerusalem ditolak oleh Sulaiman, dan berkata, "Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu".
Selain itu, raja mengancam akan mengambil tindakan militer jika ratu tetap tidak mau tunduk, "Kembalilah kepada mereka! Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba') secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina".
Oleh karena itu, Ratu Syeba memutuskan untuk pergi ke Yerusalem. Namun, sebelum kedatangannya, Salomo mengumpulkan para jinnya, menyuruh salah satu dari mereka untuk membawa singgasana Ratu Syeba kembali ke istananya, dan menyamarkannya. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah sang ratu dapat mengenali singgasananya sendiri.
Setelah itu, Ratu Syeba diundang ke aula megah, dan karena mengira lantai kaca sebagai air, ia mengangkat roknya, untuk menghindari basah. Akhirnya, Ratu Syeba mengakui kesalahannya dan berserah diri kepada Allah.
'Hiasan-hiasan' Tentang Ratu Syeba
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR