Nationalgeographic.co.id—Bagi para penggemar anime Naruto, nama-nama seperti Susanoo, Amaterasu, dan Izanagi mungkin tidak asing lagi. Istilah-istilah ini merupakan bagian penting dari mitologi Jepang yang kaya dan penuh makna.
Artikel ini akan mengajak Anda menyelami kisah Susanoo, dewa badai dan laut dalam mitologi Jepang, yang lahir dari hidung Izanagi, sang dewa pencipta.
Kita akan menjelajahi asal-usul Susanoo, hubungannya dengan kakaknya yang termasyhur, Amaterasu, dewi matahari, dan pengaruhnya dalam budaya Jepang, termasuk dalam anime populer Naruto.
Perjalanan ini tidak hanya akan memperluas pengetahuan Anda tentang mitologi Jepang, tetapi juga membantu Anda memahami makna yang lebih dalam di balik jutsu-jutsu kuat yang digunakan oleh para karakter dalam Naruto.
Mari selami dunia Susanoo, dewa badai yang penuh misteri dan kekuatan, dan temukan bagaimana mitologi Jepang terjalin erat dengan budaya populer modern.
Susanoo: Dewa yang Ditakuti
Susanoo, yang dikenal sebagai "Dewa Laki-laki yang Impulsif", adalah dewa badai dalam mitologi Jepang. Seperti dilansir dari Britannica, ia merupakan adik laki-laki dari dewi matahari Amaterasu, terlahir saat sang ayah Izanagi membasuh hidungnya.
Meski diberi tugas untuk mengurus lautan, Susanoo diusir dari kahyangan akibat kelakuannya yang keterlaluan di istana kakaknya.
Susanoo kemudian turun ke tanah Izumo di Jepang barat dan membunuh naga berkepala delapan yang meneror penduduk desa.
Dari ekor naga tersebut, ia menemukan pedang pusaka Kusanagi yang kemudian diberikan kepada Amaterasu. Pedang ini nantinya menjadi bagian dari Pusaka Kerajaan Jepang.
Susanoo kemudian menikahi gadis yang ia selamatkan dari naga itu, dan mereka melahirkan banyak generasi dewa. Yang paling terkenal dari keturunan mereka adalah Ōkuninushi, "Penguasa Tanah Besar" (Izumo).
Baca Juga: Kijo, Wanita Pendendam yang Berubah Jadi Monster dalam Mitologi Jepang
Izanagi dan Izanami: Pencipta Kepulauan Jepang
Izanagi dan Izanami adalah dewa-dewi (kami) sentral dalam mitos penciptaan Jepang. Mereka merupakan pasangan dewa-dewi kakak-beradik kedelapan yang muncul setelah langit dan bumi terpisah dari kekacauan.
Dengan berdiri di jembatan terapung menuju kahyangan dan mengaduk lautan purba menggunakan tombak permata surgawi, mereka menciptakan daratan pertama.
Keduanya ingin bersatu - sering diartikan sebagai pernikahan - tetapi usaha pertama mereka menghasilkan anak cacat, Hiruko ("Anak Lintah", dikenal dalam mitologi Shinto selanjutnya sebagai dewa Ebisu), yang mereka hanyutkan ke laut.
Meski Izanagai sempat menyalahkan kesalahan pada ritual yang keliru karena Izanami, mereka memulai lagi dan melahirkan banyak pulau dan dewa.
Saat melahirkan dewa api, Kagutsuchi (atau Homusubi), Izanami terbakar parah dan pergi ke Yomi, tanah kegelapan. Izanagi yang berduka menyusulnya ke sana, tetapi Izanami sudah memakan makanan tempat itu dan tidak bisa pergi.
Ia menjadi marah ketika Izanagi menyalakan api dan melihat tubuhnya yang membusuk dan dipenuhi belatung. Izanagi yang ketakutan melarikan diri, dikejar oleh sekumpulan wanita dan kemudian Izanami sendiri. Setelah sampai di pintu masuk Yomi, Izanagi meletakkan batu di sana, sehingga menyegel Izanami dan memutuskan ikatan mereka.
Izanagi mandi di laut untuk membersihkan dirinya dari sentuhan kematian. Saat ia mandi, sejumlah dewa lahir. Dewi matahari Amaterasu lahir dari mata kirinya, dewa bulan Tsukiyomi lahir dari mata kanannya, dan dewa badai Susanoo lahir dari hidungnya.
Dalam agama Shinto, mandi Izanagi dianggap sebagai awal mula harai, ritual pembersihan diri yang penting dalam Shinto.
Amaterasu: Dewi Matahari yang Agung
Amaterasu, yang berarti "Dewa Agung yang Menyinari Langit", adalah dewi matahari yang berasal dari langit. Keluarga kekaisaran Jepang mengklaim sebagai keturunannya, dan ia merupakan dewa penting dalam agama Shinto.
Baca Juga: Yokai Mitologi Jepang di Balik Raja Iblis Dalam 'Demon Slayer'
Ia lahir dari mata kiri ayahnya, Izanagi, yang menganugerahkan kalung permata dan menempatkannya sebagai penjaga Takamagahara ("Dataran Tinggi Langit"), tempat tinggal para kami.
Salah satu saudara laki-lakinya, dewa badai Susanoo, dikirim untuk memerintah lautan. Sebelum pergi, Susanoo berpamitan kepada Amaterasu. Sebagai tanda niat baik, mereka menghasilkan anak bersama.
Amaterasu mengunyah dan memuntahkan potongan pedang yang diberikan Susanoo, sementara Susanoo melakukan hal yang sama dengan permata milik Amaterasu.
Namun, Susanoo kemudian mulai berperilaku sangat kasar - ia merusak pembatas sawah, mencemari tempat tinggal Amaterasu, dan terakhir melemparkan kuda yang dikuliti ke ruang tenunnya.
Marah besar, Amaterasu bersembunyi ke dalam gua sebagai bentuk protes, dan kegelapan pun menyelimuti dunia.
Delapan ratus dewa lainnya berunding untuk memancing dewi matahari keluar. Mereka mengumpulkan ayam jago, yang berkokok mendahului fajar, dan menggantung cermin serta permata pada pohon sakaki di depan gua.
Dewi Amenouzume kemudian mulai menari di atas bak yang terbalik, membuka sebagian pakaiannya, hingga membuat para dewa yang berkumpul itu sangat senang dan tertawa terbahak-bahak.
Amaterasu menjadi penasaran bagaimana para dewa bisa bersenang-senang saat dunia diselimuti kegelapan dan diberitahu bahwa di luar gua ada dewa yang lebih mulia daripada dia.
Ia mengintip keluar, melihat bayangannya di cermin, mendengar ayam jago berkokok, dan dengan demikian tertarik keluar dari gua.
Para dewa kemudian dengan cepat melemparkan shimenawa, atau tali suci dari jerami padi, di depan pintu masuk untuk mencegahnya kembali bersembunyi.
Tempat pemujaan utama Amaterasu adalah Kuil Agung Ise, kuil Shinto terpenting di Jepang. Ia diwujudkan di sana dalam sebuah cermin yang merupakan salah satu dari tiga Pusaka Kerajaan Jepang (dua lainnya adalah kalung permata dan pedang).
Baca Juga: Namazu, Ikan Berkumis Penyebab Gempa Bumi dalam Mitologi Jepang
Bonus: Kusanagi
Kusanagi, yang berarti "Pemotong Rumput", adalah pedang ajaib dalam mitologi Jepang yang diberikan dewi matahari Amaterasu kepada cucunya Ninigi saat ia turun ke bumi untuk menjadi penguasa Jepang, sehingga membangun hubungan ilahi antara keluarga kekaisaran dan matahari.
Pedang ini, bersama dengan cermin dan kalung permata, masih menjadi salah satu dari tiga Pusaka Kerajaan Jepang. Pedang ini ditemukan oleh dewa badai Susanoo di tubuh naga berkepala delapan (yang dia bunuh) dan dipersembahkan kepada kakaknya Amaterasu.
Namanya berasal dari sebuah insiden ketika pahlawan Yamato Takeru diserang oleh prajurit Ainu. Mereka menyalakan api rumput di sekitarnya, yang dia hindari dengan menebas semak-semak yang terbakar dengan pedang itu.
Kisah Susanoo, Amaterasu, dan Izanagi tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan berharga tentang budaya dan nilai-nilai masyarakat Jepang.
Dengan memahami mitologi mereka, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya Jepang dan melihat bagaimana pengaruhnya melampaui batas waktu dan genre, bahkan menginspirasi karya kreatif seperti anime Naruto.
Bagi para penggemar Naruto, mempelajari mitologi Jepang dapat membantu mereka memahami makna yang lebih dalam di balik jutsu-jutsu kuat yang digunakan oleh para karakter favorit mereka.
Susanoo, Amaterasu, dan Izanagi bukan hanya nama-nama keren, tetapi juga simbol-simbol mitologi yang sarat makna dan kekuatan.
Semoga artikel ini telah membuka mata Anda terhadap dunia mitologi Jepang yang memukau dan menginspirasi Anda untuk terus menjelajahinya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
KOMENTAR